Gudeg.net- Puro Pakualaman menampilkan beberapa Tari Beksan pada hari pertama berlangsungnya Dhaup Ageng, diantaranya Beksan Bedhaya Kembang Mas, Beksan Wilaya Kusumajana dan Beksan Puri Melati di Bangsal Sewotomo,(5/1).
Beksan Bedhaya Kembang Mas adalah beksan yang paling sakral karena langsung dibuat oleh ayahanda B.P.H Kusumo Bimantoro yaitu K.G.P.A.A Paku Alam X sebagai hadiah pernikahannya dengan Maya Lakshita Noorya.
Tari Beksan Bedhaya Kembang Mas ini mengandung cerita fase pertemuan calon pengantin hingga pada saat hari pernikahan yang berisikan juga harapan dan doa agar kedua pengantin menjadi pasangan lestari yang senantiasa dikaruniai kesejahteraan dan kemuliaan.
Ketua Umum Dhaup Ageng KPH Indrokusumo mengatakan tari beksan Bedhaya Kembang Mas dibawakan oleh enam orang abdi ndalem Langen Praja putri.
“Beksan Bedhaya Kembang Mas dibawakan dengan durasi sekitar 20 menit dengan diiringin alunan kidung Asmaradana Pameling dan berisikan doa-doa serta harapan,” ujarnya.
Indrokusumo menambahkan dalam tarian beksan yang luwes ini semua gerakannya menngandung sebuah doa selain melanggengkan pernikahan juga doa untuk melancarkan keseluruhan acara Dhaup Ageng.
Filosofi Kembang Mas adalah jenis kembang yang tidak selalu berbunga setiap musim karena itu bila sekali berbunga Kembang Mas diharapakan menjadi doa yang sangat baik,lanjut Indrokusumo.
Sedangkan Beksan Wilaya Kusumajana berasal dari sebuah kitab Sestradisuhul pada masa Pemerintahan SDKGPAA Paku Alam IX yang mengandung arti mawas diri dengan tujuan tercapainya kehidupan yang sebaik-baiknya. Beksan ini dibawakan oleh enam orang abdi ndalem pria.
Dan Beksan Puri Melati yang dibawakan oleh delapan oleh putri mengandung arti keceriaan para putri dalam menyambut datangnya para tamu di Puro Pakualaman.
“Secara keseluruhan semua Beksan yang disajikan pada hari pertama dan kedua pada Dhaup Ageng berisikan doa dan harapan serta sekaligus sebagai cara Puro untuk melestarikan tarian kebudayaan Jawa,” jelas KPH Indrokusumo.
Kirim Komentar