Gudegnet-Menikmati sepiring bakmi di Bakmi Jowo Mbah Gito terasa berbeda. Pasalnya, interior di tempat ini lain daripada yang lain. Didominasi kayu yang ditata sedemikian rupa juga hiasan di sana-sini, warung beralamat Jl. Nyi Agengnis No.9, Rejowinangun, Kotagede ini menawarkan suasana unik.
Di beberapa bagian ada kalimat dan ungkapan dalam bahasa Jawa, seperti misalnya “Niki pawone Bakmi Jowo Mbah Gito” yang artinya “Ini dapurnya bakmi jowo Mbah Gito”. Para karyawan mengenakan baju lurik sebagai seragam.
Warung bakmi ini memiliki tempat makan untuk lesehan dan dengan kursi. Di tengah ada satu spot menarik, yakni meja yang berada di dalam “kandang sapi”. Di spot ini ada tulisan “Kandang Sapine Mbah Gito”.
Kami memilih bakmi godhog, mengingat cuaca yang tengah cukup mendung. Tak lama, pasanan datang. Mienya berkuah kekuningan, lengkap dengan suwiran daging ayam dan taburan bawang. Bawang gorengnya terasa ‘kriuk’ dan telurnya cukup banyak. Disantap hangat, gurihnya pas dan menggugah selera.
Suasana makan makin berkesan dengan lagu langgam Jawa yang diputar. Lampu-lampunya kuning temaram.
Tempat ini cukup besar. Terdiri dari dua lantai, total tempat ini bisa menampung sekitar 300 orang. “Bawah sekitar 200, atas 100,” kata Ema, salah satu pegawai, Selasa (8/1).
Untuk yang merokok, disediakan tempat tersendiri sehingga untuk yang bukan perokok bisa makan dengan nyaman.
Bagaimana dengan harganya? Seporsi Bakmi Jowo Mbah Gito rebus atau goreng harganya Rp 30.000. Ada juga menu lain seperti nasi goreng, magelangan, rica ayam kampung, hingga cap cay dengan harga Rp 25.000-Rp 40.000.
Warung bakmi ini ramai dikunjungi, terutama di malam hari, sehingga terkadang mesti bersabar menunggu antrian pesanan agak lama. Jam buka mulai 11.00 hingga 23.00. “Buka setiap hari. Hari-hari tertentu saja tutup, seperti Lebaran,” ucap Ema.
Kirim Komentar