Gudeg.net - Di Jalan Sonosewu, Yogyakarta, dapat kita jumpai penjual dawet yang legendaris. Pak Slamet, penjual dawet ini, sudah berjualan sejak tahun 1982. Harganya murah saja, Rp 2000 per mangkuk.
Tempatnya berjualan sederhana. Menggunakan gerobak pikul, Pak Slamet berjualan di depan sebuah bengkel dan cuci mobil. Meski sederhana, dawet ini punya banyak penggemar.
Es Dawet Pak Slamet dikenal juga dengan sebutan Es Dawet Sonosewu. Lokasinya tak sulit ditemukan, yakni di timur Universitas PGRI. Lokasinya juga terdapat di Google Maps, dengan nama lokasi Dawet Tradisional.
Pak Slamet berjualan dari jam 10.00 hingga 15.00. Namun biasanya sekitar pukul 14.00 dawetnya sudah habis terjual.
Pak Slamet menceritakan, sejak tahun 1982 ia berjualan dawet berkeliling di sekitaran tempatnya berjualan kini. Sejak 1993, ia menempati tempatnya berjualan saat ini. Ia menceritakan, ia berjualan sejak harganya masih Rp 25.
Pak Slamet membuat dawetnya dari bahan-bahan alami, tanpa pengawet. Cendol dawetnya berwarna putih. “Dari tepung aren, gula jawa, kelapa,” kata bapak berusia 65 tahun ini. Per harinya, rata-rata ia menjual sebanyak 500 mangkuk dawet.
Memasuki Bulan Puasa yang sebentar lagi tiba, Pak Slamet akan tetap buka. “Maghrib, habis atau masih, saya pulang,” katanya. Tentunya bisa jadi minuman wajib untuk berbuka.
Kirim Komentar