Gudeg.net- Mendekati siang sejumlah ibu-ibu berdatangan menuju sebuah tempat yang berada dipojok tangga lantai dua Pasar Beringharjo. Ibu-ibu yang berkumpul berumur antara 40 hingga 70 tahun dan mereka adalah para buruh gendong yang setiap hari menawarkan jasa angkut di Pasar Beringharjo Yogyakarta.
Dalam mengisi bulan suci Ramadan sejumlah buruh gendong tersebut mengikuti kegiatan Jasa Gendong Mengaji yang diselenggarakan oleh Baitul Mal wat Tamwil (BMT) Pasar Beringharjo.
Dengan mengusap peluh keringat sehabis melayani jasa gendong Rismah (48) warga asal Bantul langsung duduk dan merapikan kerudung yang ia kenakan untuk bersiap belajar mengaji.
Walau dengan terbata-bata Rismah tetap saja membaca Al-Quran dengan bimbingan seorang pengajar dari BMT Beringharjo. Dengan menggunakan telunjuknya, ia terus menata satu persatu huruf arab dalam ejaannya.
“Saya baru empat kali mengikuti ngaji bersama di pasar ini, tapi yah memang belum bisa lancar karenanya saya mau belaja biar bisa,” ujarnya seusai mengaji, Jum'at (17/5).
Rimah mengakui, sudah beberapa tahun ini dirinya mengikuti belajar mengaji baik di rumah maupun di lingkungan Pasar Beringharjo bila masuk bulan puasa. Berawal dari belajar buku mengaji Iqro, dirinya bertekad ingin kemabil fasih dan lancar mengaji.
“Karena bersama teman-teman disini saya semangat lagi belajar mengaji,” ungkapnya.
Selain Rismah, ada juga Ginem (65) dan Isah (45) yang ikut kegiatan belajar mengaji bersama ini. Mereka juga mengalami hal yang sama dengan Rismah, belum lancar mengaji. Walupun diusia yang sudah cukup senjam namun mereka tetap berkonsetrasi belajar mengaji dengan durasi sekitar 2 jam itu.
Ketika ditanya tentang hilangnya kesempatan mencari rezeki akibat mengikuti pengajian ini, Rismah mengatakan tidak terlalu memikirkannya, yang penting dapat belajar mengaji.
“Masalah rezeki sudah diatur Alloh, ini mumpung puasa, kami ingin sedikit menjadi lebih baik lagi. Dan mumpung ada yang mau ngajari kami yang cuma buruh gendong ini,” kata dia sambil tersenyum.
Sebagai catatan, Rismah yang telah sekian tahun menjadi buruh gendong di Pasar Beringharjo ini dalam sekali menggendong barang mendapatkan upah antar Rp.3.500 hingga Rp.5.000. Dan dalam sehari bla dikumpulkan ia bisa membawa uang sekitar Rp.40 – Rp50 ribu bila dalam keadaan ramai.
Rismah dan teman-teman sesama buruh gendong berharap dapat lancar membaca Al-Quran dengan baik sehingga dapat khatam dalam waktu singkat sesuai metode yang diambilnya.
Guru mengaji Yanuar Eko mengatakan metode yang diajarkan pada buruh gendong ini ada dua yaitu metode Iqro dan Kibar Ah.
“Bagi yang telah bisa namun belum fasih kami pisahkan untuk melanjutkan dengan metode Kibar Ah sedmagkan yang masi awal kami ajari dengan metode belajar Iqro dulu agar mengerti tatacaranya,” ujarnya.
Yanuar Eko dengan sabar dan telaten mengajarkan para buruh gendong dan menurutnya tidak ada kesulitan apabila para buruh gendong tersebut punya keinginan untuk bisa baca Al-Quran.
“Semua ini tergantung niatnya, kalau niat pasti bisa walaupun hanya di bulan puasa ini saja, dan mereka awalnya banyak yang malu, karena tidak fasih,” tutur pria yang juga pegawai BMT Pasar Beringharjo itu.
Sebagai guru mengaji Yanuar merasa senang dapat megajari para buruh ini terlebih ada peningkatan setiap tahunnya. Dari hanya 25 orang menjadi 42 orang yang sudah bergabung dengan pengajian mengisi bulan Ramadan ini.
Setelah dapat mengaji dengan fasih baik melalui metode Iqro, Kibar Ah dan Al-Quran, nantinya para buruh gendong ini akan mengikuti wisuda kenaikan tinggkat sesaui dengan metode mengaji yang mereka ambil.
Kirim Komentar