Seni & Budaya

Panggih FKY 2019, Paduan Tari Kreasi dan Peragaan Busana

Oleh : Rahman / Selasa, 16 Juli 2019 12:22
Panggih FKY 2019, Paduan Tari Kreasi dan Peragaan Busana
Penampilan tari kreasi Anterdans pada saat acara Panggih FKY 2019 di Museum Diponegoro (15/7)Gudeg.net/Rahman

Gudeg.net- Memasuki hari ke-12 pelaksanaan Festival Kebudayaan Yoogykarta (FKY) 2019 diselenggarakan sebuah pertunjukan dengan tajuk Panggih di Museum Monumen Diponegoro Tegalrejo, (15/7).

Acara yang dikemas dalam pementasan tarian dan peragaan busana tampil dengan apik dan cukup menghipnotis para pengunjung. Tarian kreasi yang berasal dari Anter Asmorotedjo dan Anterdans dipadukan dengan busana hasil karya perancang ternama Yogyakarta Nita Azhar.

Nita Azhar memajang karyanya yang merupakan hasil dari membaca ulang dan merekonstruksi busana laskar perang Jawa Diponegoro melalui sumber-sumber tertulis. Hasil rancangan busana tersebut dikenakan pada karya instalasi yang terbuat dari kerangka kerucut, yang melambangkan dari semesta menuju sang pencipta.

Pada bagian kepala dari karya instalasi tersebut terbuat dari tanah liat, yang melambangkan asal muasa manusia dari tanah dan akan kembali ke tanah. Sementara untuk bagian tangan, dibuat dari ranting akar kopi, sebagai presentasi sarana dan alat untuk berkarya.

Dari pantauan GudegNet, acara Panggih dimulai pada pukul 19.30 WIB dengan penampilan tarian dari Andy Sri Wahyudi atau yang akrab dikenal dengan naman Andy Eswe sebagai pembuka narasi Panggih. Memainkan tarian dengan berkostum kaos tipis putih, celana hitam, dan seikat padi yang dikenakan di kepala mengajak para warga untuk masuk ke arena FKY di Museum Diponegoro.

Tidak lama kemudian keluarlah enam orang penari Anterdans dari segala penjuru ruangan utama bangsal Diponegoro. Dengan berbalut busana bernuansa coklat dan putih, para penari mendekati sejumlah instalasi orang-orang sawah besar yang terpajang di selasar museum.

Panggih digelar selama hampir satu jam dengan tokoh utama yaitu Pangeran Diponegoro yang keluar dari pintu utama museum.

Bima warga Tegalrejo yang datang bersama keluarganya menuturkan, sangat jarang ada acara kesenian di Museum ini.

“Jarang ada acara seperti ini disini, jadi saat ada seperti ini kami tidak mau menyia-nyiakan untuk melihat dan ternyata bagus sekali,” ujarnya.

Bima berharap akan banyak acara-acara kesenian dan kebudayaan di Museum Diponegoro ini selain meramaikan museum dapat juga sebagai hiburan warga sekitar.

Panggih dirancang untuk membangun ruang dialog antara dua elemen budaya dalam tradisi masyarakat Jawa yaitu busana dan pangan.

Selain itu terdapat juga penampilan akustik dari seorang seniman musik Yogyakarta Umar Haen yang membawakan sejumlah tembang. Dan acara dikahiri dengan makan kembul bareng yang telah disediakan oleh Dapoer Bergerak.


0 Komentar

    Kirim Komentar


    jogjastreamers

    JOGJAFAMILY

    JOGJAFAMILY

    JogjaFamily 100,9 FM


    SWARAGAMA 101.7 FM

    SWARAGAMA 101.7 FM

    Swaragama 101.7 FM


    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RetjoBuntung 99.4 FM


    GCD 98,6 FM

    GCD 98,6 FM

    Radio GCD 98,6 FM


    UNIMMA FM 87,60

    UNIMMA FM 87,60

    Radio Unimma 87,60 FM


    UNISI 104,5 FM

    UNISI 104,5 FM

    Unisi 104,5 FM


    Dapatkan Informasi Terpilih Di Sini