Gudeg.net- Gema takbir yang berasal dari sebuah alat pengeras yang sudah tua terdengar ketika mulai memasuki area sekitar Lapangan Instiper yang terletak di Desa Glagaharjo Cangkringan Sleman Yogyakarta, Minggu (11/8).
Satu persatu warga muslim yang berada sekitar kaki Gunung Merapi pun mulai memadati tanah lapang tersebut untuk imenunaikan ibadah salat Idul Adha 1440 H tahun 2019.
Sebagaian dari mereka datang menggunakan kendaraan roda dua amaupun roda empat akan tetapi ada juga yang hanya sekedar berjalan kaki secara bersama-sama.
Waktu telah menunjukan pukul 06.30 WIB, lapangan yang berada sekitar 4 kilometer dari puncak Gunung Merapi itu sudah dipenuhi oleh ratusan warga. Takbir kepada Tuhan Semesta terus dikumandangkan oleh sang pelantang takbir hingga mendekati waktunya salat dimulai.
Tepat pukul 07.00 WIB dimana matahari sudah mulai berada cukup tinggi diufuk timur, dimulailah salat Idul Adha. Dengan khusuk seluruh umat mengikuti setiap gerakan pemimpin salat atau imam
Ketua Panitia Hari Besar Islam (PHBI) Desa Glagaharjo, Slamet Ahmad mengatakan untuk salat Hari Raya Idul Adha memang lebih sedikit dibandinkan dengan Idul Fitri.
“Salat Idul Adha 1440 H kali ini lebih sedikit, karena banyak dari warga sekitar yang tidak pulang atau mudik bila lebaran kurban ini,” ujarnya.
Slamet Ahmad menambahkan, walau umat yang hadir lebih sedikit bila dibandingkan Idul Fitri akan tetapi tidak akan menyurutkan semangat untuk beribadah salat ied kali ini.
“Semoga dengan datangnya Hari Raya Idul Adha ini seluruh umat muslim mendapatkan nikmat islam yang hakiki dan lennih menyatukan semangat bersatu demi kesatuan dan persatuan,” jelas Ahmad.
Salat ied Idul Adha kali ini diikuti oleh sejumlah dusun yang berada di Desa Glagaharjo diantaranya Kalitengah Kidul, Kalitengah Lor, Banjarsari, dan Sambungrejo, Klaten.
Hidup berdekatan dengan Gunung Merapi tidak membuat warga kaki gunung tersebut menjadi risau. Pasalnya sesuai arahan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPP Kepala Desa Glagaharjo, Suroto
Kepala Desa Glagaharjo Suroto menuturkan, kami sudah terbiasa hidup berdampingan dengan Merapi sejak dahulu.
“Gunung Merapi itu ibaratkan Simbah (istilah orang tua)nya seluruh warga yang tinggal disekitarnya, jadi selama kami bisa menjaga Merapi dengan baik, tidak akan ada yang merisaukan kami,” tuturnya.
Kepala Desa berharap dengan Idul Adha ini dapat meningkatkan rasa kebersamaan dan gotong royong seluruh warga yang berada di kaki Gunung Merapi.
“Idul Adha mengajarkan kita berkurban, baik terhadapp sesama umat agama muslim ataupun agama lain. Mari kita kuatkan persatuan dengan semangat gotong royong antar warga,” harap Suroto.
Kirim Komentar