Gudeg.net- Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta untuk yang ketiga kalinya diberikan kepercayaan oleh Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) untuk menggelar Indonesia Kriya Festival (Ikrafest) di Hotel Neo+ Arwana Yogyakarta, Selasa (27/8).
Hal tersebut disampaikan oleh Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta Prof. Dr. M. Agus Burhan, M.Hum pada saat pembukaan Ikrafest 2019.
“Kami menyambut gembira kerjasama antara Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) ISI Yogyakarta dalam menyelenggarakan kegiatan Craft Exhibition Ikrafest 2019,” ujarnya.
Agus Burhan menjelaskan, Bekraf telah mempercayakan ISI untuk melaksanakan Ikrafest ini sejak tahun 2017. Dan pada tahun ini peserta pameran adalah pelaku kreatif bidang kriya terpilih yang karya-karyanya mampu berbicara di kancah nasional maupun internasional dan pasar global.
“Craft Exhibition berbasis riset dan pengembangan ini memamerkan karya para ahli dan nara sumber yang menyumbangkan pemikirannya. Serta para stake holder yang berpartisipasi dalam mencurahkan perhatian, pemikiran, kreativitas, dan kecintaan pada dunia kriya Indonesia,” jelas Rektor ISI dalam pidato sambutannya.
Ikrafest 2019 ini diharapkan terus terbangun dan menambah Direktori Data dan Pusat Unggulan Ekonomi Kreatif yang mensinergikan penumbuhan ruang kreasi dan SDM kreatif dalam Sub Sektor Kriya Indonesia.
Pameran kriya kali ini mengangkat tema Craft for Sustainable Living dengan menampilkan sejumlah kegiatan diantaranya Seminar, Workshop dan Pameran.
Selain itu diadakan juga Master Class di Tuban Jawa Timur bekerjasama dengan Pemkab Tuban tanggal 12-13 September 2019 mendatang, berupa Temu Bisnis dan Coaching Clinic untuk pengusaha dan UKM Kriya.
Ketua LPPM ISI Yogyakarta Dr. Nur Sahid M.Hum menuturkan, seni kriya sudah dikenal di Indonesia sejak zaman purba hingga saat ini.
“Berbagai corak produk kriya terus berkembang sesuai dengan dinamika perkembangan kebudayaan manusia,” tuturnya.
Namu lanjut Nur Sahid, perkembangan produk kriya saat ini lebih didominasi untuk kepentingan komoditas ekonomi. Dalam konteks ekonomi secara makro, produk-produk kriya memiliki peranan sebagai salah satu penopang perekonomian nasional dengan menyerap jutaan tenaga kerja.
“Produk kriya dapat menjadi tulang punggung perekonomian nasional dalam konteks ekonomi kreatif, produk kriya adalah salah satu subsektor penting,” ungkapnya.
Kerjasama yang baik dari ISI Yogyakarta dan Bekraf serta seluruh pihak diharapkan dapat saling mengisi untuk mengembangkan ekonomi kreatif sub sektor kriya pada masa yang akan datang.
“Untuk memajukan sektor kriya dibutuhkan hasil riset-riset yang terukur terkait dengan pengembangan desain, estetika, marketing, kurikulum, workshop kepada kriyawan,” harap Nur Sahid.
Kirim Komentar