Seni & Budaya

Mbah Surojo: Pengrajin Topeng Tiga Generasi

Oleh : Rahman / Rabu, 11 September 2019 09:34
Mbah Surojo: Pengrajin Topeng Tiga Generasi
Mbah Surojo dan istri sedang mengecat topeng buatanya di Galari Surojo Craft Patangpuluhan Yogyakrata,(10/9)Gudeg.net/Rahman

Gudeg.net- Bicara tentang budaya, Yogyakarta termasuk salah satu daerah yang memiliki segudang seniman yang sangat perduli dengan pelestarian kebudayaan.

Seniman selalu merujuk kepada seseorang yang kreatif, inovatif, atau mahir dalam bidang seni atau menghasilkan karya yang dapat dimanfaatkan untuk menampilkan kesenian.

Tersebutlah seorang lelaki paruh baya bernama Mbah Surojo yang sudah hampir seumur hidupnya selalu berkreasi dan berinovasi menghasilkan kerajinan yang menjadi bagian penting dari sebuah kesenian tari yaitu topeng.

Mbah Surojo yang kini berusia hampir 65 tahun telah memulai usaha kerajinan topeng sejak tahun 1970 hingga saat ini tetap ia tekuni bersama istri dan anak laki-lakinya. Dari tangannyalah lahir topeng-topeng indah dengan warna yang cerah.

Ketika GudegNet mendatangi galeri yang bernama sesuai dengan namanya yaitu Surojo Craft, Mbah Surojo sedang larut dalam konsentarasi mengecat topeng pesanan dari seorang pelanggan berwarga negara Perancis.

“Aku lagi ngrampungake pesenan topeng seko langganan wong Prancis (saya sedang menyelesaikan pesanan topeng dari langganan orang Perancis),” ujarnya, Selasa (10/9).

Mbah Surojo nampak tidak terlalu menghiraukan kedatangan orang ketika dirinya sedang asik berkreasi dengan kuas dan cat berwarna cerah. Ia terlihat terus menyelesaikan sejumlah topeng yang berderet memenuhi meja kayu dalm galerinya.

Disebelah Mbah Surojo tamppak seorang wanita paruh baya yang juga terlihat serius mengecat topeng dan beliau adalah istri dari Mbah Surojo.

“Bapak nek lagi ngedamel yo ngono kui mas, nganti ra weruh ono wong teko (bapak kalau lagi kerja ya seperti itu, tidak perduli ada orang datang),” ungkap istri Mbah Surojo.

Setelah menunggu akhirnya Mbah Surojo beristirahat dan ini saat yang tepat untuk bertanya tentang dirinya yang telah hampir separuh hidupnya lebih menjadi seniman pengrajin topeng.

“Saya sudah jadi pengrajin topeng ini sejak tahun 1970 an, dan saya belajar dari ayah saya. Kami memang keluarga pengrajin topeng seja dulu,” tuturnya.

Mbah Surojo bercerita, dirinya merupakan generasi ke tiga dari keluarga pengrajin topeng khususnya topeng untuk penari. Dan baginya membuat topeng merupakan pekerjaan yang sangat menyenangkan sekaligus dapat menghidupi keluarganya hingga saat iini.

“Dari topeng ini, saya bisa memberikan nafkah buat keluarga dan alhamdulillah bisa buat pabrik kecil di daerah Klaten yang dipegang oleh anak saya Mas Sapari,” cerita Mbah Surojo sambil meruput kopi.

Proses pembuatan topeng melalui tiga tahap yaitu pola topeng, penentuan jenis kayu dan pengecatan. Kayu yang digunakan Mbah Surojo untuk membuat topeng berasal dari pohon pule atau sengon. Ia berpendapat kedua kayu tersebut mudah didapat dan cukup awet.

“Sekarang yang membuat pola topeng Mas Sapari, saya dan istri sudah tidak kuat memotong atau memahat, jadi kami hanya bagian mengecat saja. Dan cat yang saya gunakan cat kayu yang mudah kering,” jelas pria yang telah berumur 65 tahun itu.

Hasil dari ketekunan dirinya, kini Mbah Surojo sudah memiliki pelanggan tetap seperti Didik Ninik Towok dan seniman tari dari luar negeri seperti Perancis, Amerika, Malaysia, Korea dan lainnya.

“Mas Didi sering pesan dari saya terakhir awal tahun ini, katanya buat sanggar miliknya di Solo sana. Ada juga orang-orang luar negeri yang cinta akan seni topeng,” ungkap Mbah Surojo.

Bagi Mbah Surojo dan istri, ingin sekali melihat anak-anak muda saat ini dapat berkerasi seperti dirinya. Melestarikan budaya topeng yang merupakan salah satu kebudayaan agar tidak tergusur dengan budaya luar negeri yang terus masuk ke Indonesia.

“Mudah-mudah anak-anak muda sekarang dapat belajar dan meneruskan cita-cita kami sebagai pengrajin topeng. Topeng akan terus hidup selama ada yang menjaga dan melestarikannya,” harap Mbah Surojo.

Mbah Surojo tidak hanya memproduksi topeng saja, ada juga sejumlah patung Loro Blonyo dan patung lainnya yang terpajang di galaei Surojo Craft miliknya.

Untuk topeng ukuran biasa Mbah Surojo membanderol dengan harga Rp. 80.000- Rp.150.000 ribu dan untuk patung Loro Blonyo seharga Rp. 150.000 – Rp. 350.000 semua tergantung ukuran dan tingkat kerumitan.

Galeri Surojo Craft berada di Jalan Jl. Letjen S.Parman, Patangpuluhan, Wirobrajan beroperasi setiap hari mulai pukul 09.00 hingga 17.00 WIB.

 


1 Komentar

  1. Ulfa Rahmah Minggu, 20 September 2020

    Salam sehat.. saya mau tanya apakah menjual topeng untuk menarinyg ada gigitannya kp dipake dan matanya ada lubangnya.. terima kasih atas infonya..

Kirim Komentar


jogjastreamers

JOGJAFAMILY 100,2 FM

JOGJAFAMILY 100,2 FM

JogjaFamily 100,9 FM


SWARAGAMA 101.7 FM

SWARAGAMA 101.7 FM

Swaragama 101.7 FM


UNIMMA FM 87,60

UNIMMA FM 87,60

Radio Unimma 87,60 FM


RETJOBUNTUNG 99.4 FM

RETJOBUNTUNG 99.4 FM

RetjoBuntung 99.4 FM


SOLORADIO 92,9 FM

SOLORADIO 92,9 FM

Soloradio 92,9 FM SOLO


UNISI 104,5 FM

UNISI 104,5 FM

Unisi 104,5 FM


Dapatkan Informasi Terpilih Di Sini