Gudeg.net- Universitas Gadjah Mada (UGM) terus mendukung program percepatan pemerintah pada bidang pemanfaatan kendaraan berbasis motor listrik dengan baterai.
Salah satu langkah UGM adalah memfokuskan pengembangan daur ulang baterai litium yang dikerjakan melalui para mahasiswa Fakultas Tehnik UGM.
Hal tersebut diungkapkan oleh Dekan Fakultas Teknik UGM Prof. DR Nizam saat ditemui di sela-sela ajang Pameran Alat Daur Ulang Baterai di Fakultas Tehnik, Kamis (12/9).
“Pengembangan alat daur ulang ini telah dilakukan sejak tahun 2013 dan akan terus kami kembangkan, terlebih dengan telah diterbitkannya Perpres no 55/tahun 2019 tentang percepatan program kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (Battery Electric Vehicle),” ujarnya.
Prof Nizam menjelaskan, diantara komponen baterai, komponen penyusun katoda baterai litium menempati sekitar 20-25 persen harga baterai. Tergantung jenis baterai litium yang digunakan maka berbagai logam litium, nikel, kobalt, dan mangan adalah yang paling banyak digunakan.
“Senyawa litium yang diperoleh berupa litium fosfat dengan kemurnian mencapai di atas 99 persen dan siap digunakan kembali sebagai bahan baku dalam pembuatan baterai baru melalui proses pemisahan mekanik, hidrometalurgi dan presipitasi logam secara terkontrol,” jelasnya.
Alat ini memanfaatkan komponen yang berada pada baterai litium yang merupakan jenis baterai yang banyak dipakai oleh masyarakat. Dan limbah dari pemakaian itu yang dimanfaatkan kembali untuk didaur ulang guna menghasilkan baterai terbarukan.
“Ada dua manfaat yang didapat dari limbah baterai litium, karena litium masi dapat digunakan untuk baterai baru dan limbahnya dapat diurai demi kebaikan lingkungan,” jelasnya.
Pengmebangan alat yang didukung penuh oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) ini telah mencapai hingga charging baterai hingga dapat digunakan untuk kendaraan yang biasa digunakan di sejumlah bandara.
Selanjutnnya pihak Fakultas Tehnik akan berencana untuk dapat memanfaatkan baterai daur ulang ini agar dapat diguakan pada angkutan pedesaan.
“Kedepan fokus kami untuk angkutan pedesaan dan harapannya dapat semakin dikembangkan hingga dapat digunakan untuk kendaraan perkotaan,” tegas Dekan FT UGM itu.
Alat daur ulang ini telah dipatenkan sehingga UGM menjadi yang pertama kali mendaftarkan paten dismantling baterai dengan inventor para peneliti diantaranya Muslim Mahardika, Indra Perdana, Suryo Hadiwibowo dan Satria Mahardhika Wisambodhi.
Kirim Komentar