Seni & Budaya

Rendra Hadir di Sastra Bulan Purnama 97 Lewat Anak-anaknya

Oleh : Trida Ch Dachriza / Selasa, 08 Oktober 2019 10:42
Rendra Hadir di Sastra Bulan Purnama 97 Lewat Anak-anaknya

Gudeg.net—Sastra Bulan Purnama (SBP) ke-97 kali ini cukup istimewa. Dilaksanakan hari Rabu, 16 Oktober 2019 akan menampilkan puisi karya WS Rendra yang dibacakan oleh tiga anaknya.

Ketiganya adalah Theodorus Setya Nugroho, yang lebih dikenal dengan nama Tedy Rendra yang tinggal di Bali, Clara Sinta, yang berdomisili di Jakarta, dan Rachel Saraswati, yang tinggal di Yogya. Sayangnya, anak-anak Rendra yang lain belum bisa ikut berpartisipasi.

“Kebetulan anak saya yang tinggal di Inggris pulang, dan sekalian saya minta membaca puisi papa yang sudah diterjemahkan, Rowan Lintang Raina Mataram nama anak saya” ujar Tedy Rendra dalam rilis yang diterima GudegNet.

SBP kali ini diberi tajuk ‘Menapaki Jejak Rendra: Anak-anak Rendra Membaca Puisi Bapaknya’. Selain ketiga anak Rendra, Landung Simatupang, aktor handal dari Yogya akan ikut membacakan puisi Rendra.

Sedangkan musikalisasi puisi karya Rendra akan dinyanyikan oleh Untung Basuki dari Yogya serta Tatyana dan Umar Muslim dari Jakarta.

Untung Basuki akan membawakan tiga puisi Rendra yang dilagukan. Ketiga puisi ini sudah lema digarap Untung dan seringkali pula dipentaskan di acara sastra. Ketiga lagu itu berjudul ‘Sebatang Lisong’, ‘Maju Perang’ dan ‘Mengolah Kesadaran’.

Sedangkan Tatyana dan Umar Muslim akan membawakan lagu puisi Rendra, yang berjudul ‘Serenda Hijau’, ‘Kangen’, ‘Burung Hitam’, ‘Ibunda (Engkau adalah bumi’, ‘Kali Hitam’, ‘Stanza’ dan ‘Kenangan dan Kesepian’.

N. Nuranto, Ketua Yayasan Rumah Budaya Tembi sekaligus pemilik Tembi Rumah Budaya, melihat Rendra merupakan aset, bukan saja aset bagi keluarga, tetapi juga bagi bangsa.

Menurutnya, anak-anak Rendra secara bersama perlu mengelola aset-aset Rendra. Bukan hanya apa yang ditinggalkan, tetapi juga nama besar WS Rendra itu sendiri adalah aset.

“Mengelola untuk mengembangkan kebudayaan di Indonesia” ujar Nuranto.

Bagi Clara Sinta, Rendra adalah seorang pujangga. Buah pikirannya yang dituliskan menembus waktu ke depan dengan kata-kata padat, luas, dan sarat makna serta relevan sepanjang masa.

“Rendra, bagi saya lengkap dan penuh warna. Ia seorang guru laku hidup” kata Clara Sinta yang kerap dipanggil Auk.

Karya-karya Rendra sendiri sudah banyak diterbitkan. Bahkan sampai diterbitkan ulang oleh penerbit yang berbeda-beda. Menurut Ons Untoro, Koordinator Sastra Bulan Purnama, anak-anak Rendra bahkan mungkin tidak memiliki lengkap karya-karya ayahnya.

“Tedy sendiri tidak memiliki buku puisi bapaknya. Sehingga perlu dicarikan buku puisi agar dia bisa memilih puisi mana yang akan dia baca. Mungkin Auk memiliki dokumentasi buku puisi Rendra,” cerita Ons.

Puisi karya Rendra sering dijadikan bacaan wajib atau menjadi puisi pilihan dalam berbagai acara lomba puisi atau acara sastra di seluruh Indonesia.

Sastra Bulan Purnama ke-97 akan diadakan di Rumah Budaya Tembi, Jl. Parangtritis No.Km 8.4, Tembi, Timbulharjo, Sewon, Bantul pada hari Rabu, 16 Oktober 2019 mulai pukul 19.30 WIB.


0 Komentar

    Kirim Komentar


    jogjastreamers

    JOGJAFAMILY

    JOGJAFAMILY

    JogjaFamily 100,9 FM


    SWARAGAMA 101.7 FM

    SWARAGAMA 101.7 FM

    Swaragama 101.7 FM


    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RetjoBuntung 99.4 FM


    SOLORADIO 92,9 FM

    SOLORADIO 92,9 FM

    Soloradio 92,9 FM SOLO


    UNIMMA FM 87,60

    UNIMMA FM 87,60

    Radio Unimma 87,60 FM


    UNISI 104,5 FM

    UNISI 104,5 FM

    Unisi 104,5 FM


    Dapatkan Informasi Terpilih Di Sini