Gudeg.net—Sastra Bulan Purnama (SBP) edisi ke-99 Jumat, 13 Desember 2019 lalu berbeda dari edisi-edisi sebelumnya.
Acara pembacaan karya sastra di Tembi Rumah Budaya ini spesial karena dibarengi perayaan ulang tahun ke-60 Ons Untoro, seorang sastrawan sekaligus kordinator acara SBP dan ulang tahun kedelapan SBP.
Perayaan ulang tahun Ons dan SBP ditandai dengan diluncurkannya dua buku di saat yang sama, “Penyair dan Rembulan” dan “Membaca Tanda”.
“Penyair dan Rembulan” adalah buku kumpulan puisi karya 60 penyair. Sedangkan buku kedua adalah buku Ons Untoro yang merupakan kumpulan esai-esai kebudayaann karya Ons yang dirangkum. Buku ini memang sekaligus menjadi penanda 60 tahun hidupnya.
“Buku puisi ini anggap saja cara Tembi untuk menjaga persahabatan antara penyair dari berbagai daerah di Indonesia dan Sastra Bulan Purnama yang dilaksanakan,” tulis Ketua Yayasan Rumah Budaya Tembi, Nuranto, dalam pembukaan buku Penyair dan Rembulan.
Penyair yang membacakan puisi mededikasikan pembacaannya untuk Ons. Tak lupa mereka mengucapkan ulang tahun dengan pesan personal.
Banyak puisi dalam buku “Penyair dan Rembulan” mengenai Ons, Sastra Bulan Purnama, maupun Tembi. Seperti misalnya, karya Menik Sithik yang diberi judul “Kepada Ons Untoro”, Sumanang Tirtasujana “Purnama di Tubuhmu”, Naning Pranoto “Bermula di Stasiun Titik 60”, Umi Kulsum “Rumah Tembi”, Joko Pinurbo “Datang Bulan”, Hamdy Salad “Seribu Ons”, dan banyak lainnya.
Walaupun telah menulis dari akhir tahun 1970-an, esai yang dipilih untuk masuk dalam buku Membaca Tanda adalah karya Ons sejak tahun 2000.
Kirim Komentar