Seni & Budaya

Ribuan Orang Menyemut di Saparan Bekakak Gamping

Oleh : Rahman / Sabtu, 19 Oktober 2019 14:14
Ribuan Orang Menyemut di Saparan Bekakak Gamping
Ribuan warga menyaksikan Upacara Adat Saparan Bekakak di Gamping Sleman Yogyakarta,(18/10)Gudeg.net/Rahman

Gudeg.net- Ribuan warga terlihat sangat antusias menunggu datangnya pawai ogoh-ogoh atau boneka besar pada acara tradisi Upacara Adat Saparan Bekakak di Gamping Yogyakarta, Jum’at (18/10) kemarin.

Pawai Tradisi Saparan Bekakak dimulai dari Lapangan Ambarketawang Gamping Sleman dengan pembukaan fragmen tari, pemecahan kendi Tirto Dono Jati dan  pelepasan burung merpati putih oleh Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatun dan Camat Gamping Arif Marwoto.

Pukul 15.30 WIB Kirab Saparan Bekakak mulai memasuki jalan utama Wates- Purworejo dengan Pasukan Bregodo Mejing Kidul, Delingsari, Gamping Kidul, Gamping Lor pada bagian depan dan diikuti oleh ribuan peserta lainnya.

Selain pasukan bregodo terlihat juga arakan sejumlah abdi dalem dengan membawa sesaji khas Saparan Bekakak yaitu boneka sepasang pengantin yang akan dirituallkan di lokasi utama yaitu Gunung Gamping Tlogo.

Tidak ketinggalan juga puluhan ogoh-ogoh besar ciri khas tradisi warga Bali turut memeriahkan kirab yang menempuh rute sekitar 3 km tersebut.

Kepala Dinas Kebudayaan (Disbud) Sleman Aji Wulantara mengatakan, upacara adat Saparan Bekakak bukan hanya sekkedar bukan hanya tradisi dan bentuk pelestarian budaya.

“Saparan Bekakak juga sebagai aset pariwisata budaya Sleman yang diselenggarakan setiap Blan Saapar pada penanggalan Islam,” ujarnya.

Aji menjelaskan, tradisi Saparan Bekakak merupakan event budaya unggulan yang telah masuk dalam kalender event Kabupaten Sleman maupun Propinsi DIY. Pelaksanaannya sangat dinanti-nantikan warga Yogyakarta dan Jawa Tengah, bahkan oleh wisatawan luar daerah.

“Sebagai event menasional sehaturnya tradisi ini pelaksanaanya terus dapat ditingkatkan dan ditata lebih baik lagi dengan tujuan tidak meninggalkan tradisi akan tetapi tetap diminati para pengunjung,” tuturnya.

Upacara adat  Saparan Bekakak sudah berlangsung bertahun-tahun lamanya ini tetap dipertahankan hingga kini untuk mengenang perjuangan dan kesetiaan abdi dalem Kraton Yogyakarta bernama Ki Wiro Suto terhadap Sri Sultan HB I.

Ketua Panitia Saparan Bekakak Bambang Cahyono mengungkapkan, awalnya ritual ini merupakan upacara adat tolak bala yang dilakukan warga Gamping namun terus berkembang hingga saat ini.

“Kegiatan upacara adat ini harus dilestarikan karena bagi warga Gamping ini merupakan ritual adat yang cukup sakral dan harus tetap ada sebagai even budaya tahunan,” ungkapnya.

 Ia berharap dengan upacara adat Saparan Bekakak ini dapat menjadi salahsatu penarik bagi para wisatawan untuk berkunjung ke wilayag Sleman terutama daerah Gamping dan sekitarnya.

“Mudah0mudah para wisatawan tidak hanya menyaksikan upacara adat ini namun juga dapat mengetahui asal-usulnya,” harap Bambang.


0 Komentar

    Kirim Komentar


    jogjastreamers

    JOGJAFAMILY

    JOGJAFAMILY

    JogjaFamily 100,9 FM


    ARGOSOSRO FM 93,2

    ARGOSOSRO FM 93,2

    Argososro 93,2 FM


    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RetjoBuntung 99.4 FM


    UNIMMA FM 87,60

    UNIMMA FM 87,60

    Radio Unimma 87,60 FM


    SWADESI ADHILOKA

    SWADESI ADHILOKA

    Handayani FM


    SWARAGAMA 101.7 FM

    SWARAGAMA 101.7 FM

    Swaragama 101.7 FM


    Dapatkan Informasi Terpilih Di Sini