Gudeg.net- Boneka kakek Kunta yang merupakan salah satu ikon terkenal dari Papermoon Puppet Theater dihadirkan untuk menghibur gelaran Jogja Festivals Forum & Expo (JFFE) di Pendopo Agung Kedaton Ambarrukmo, Rabu (20/11) malam.
Pentas ini berkisah tentang tiga orang pengumpul koran bekas secara tiba-tiba menyulap koran tersebut menjadi sesosok makhluk.
Imajinasi mereka bermain hingga makhluk koran tersebut berubah menjadi super hero Superman yang dapat terbang, tetapi dapat juga diubah menjadi seekor binatang yaitu anjing.
Tiba-tiba terdengar suara batuk layaknya orang tua berasal dari koran-koran yang dikumpulkan dan akhirnya ketiga pengumpul koran tersebut mentransformasikan menjadi kakek-kakek yang bernama Kunta,
Kakek Kunta menjalani hidup seperti biasa, bekerja, bermain dengan anjingnya, mendengarkan radio hingga dirinya tertidur pulas.
Pambo Priyojati salah satu pemain boneka (Puppeteer) Papermoon Puppet Theater mengatakan, pada malam ini memang sengaja membawa karakter Kunta untuk dimainkan.
“Karakter kakek Kunta pertama kali ditemukan pada saat kami pentas di Big Fest Old Mans Hooked Bangkok Thailand,” ujar Pambo Priyojati.
Pambo menjelaskan, Kunta diambil dari bahasa Thailand yang memiliki arti kertas dan mulai saat itulah diputuskan boneka kakek tersebut bernama Kunta. Kakek Kunta memiliki karakter sebagai pengumpul buku bekas yang memiliki berbagai keajaiban dengan buku yang dikumpulkannya.
“Dapat dikatakan kakek Kunta itu lahirnya ya di Bangkok Thailand,” jelasnya.
Boneka karakter yang ada di Papermoon Puppet Theater berasal dari bahan papermasi yaitu bahan pembuat topeng. Akan tetapi dapat juga dibuat dari kertas dengan alasan agar ringan dan mudah digerakan saat dimainkan dan apabila rusak mudah untuk diperbaiki.
Selain penampilan Kakek Kunta, Papermoon Puppet Theater juga mengajak para penonton untuk mengikuti workshop mini pembuatan boneka dari bahan kertas koran.
“Dalam workshop ini kami mengarahkan yang mudah terlebih dahulu yaitu bentuk bola atau ular namun setelah itu kami membebaskan penonton untuk berimajinasi sesuai keinginan mereka,” tutur Pambo.
Tidak hanya itu Papermoon Puppet juga memajang dua tokoh karakter pria dan wanita tua pada mini pameran di Pendopo Kedaton Ambarrukmo.
Pameran mengangkat tema Mudik, dimana dua boneka karakter tersebut ditaruh diatas becak yang lengkap dengan koper dan barang-barang yang mereka bawa selama perjalanan mudik sebagai kenangan.
Papermoon Puppet Theater berharap, setelah penampilannnya ini Papermoon dapat lebih diterima oleh masyarakat sebagai salah satu karya pertunjukan dan dapat lebih diminati oleh khalayak ramai.
“Boneka juga dapat dibuat sebagai salah satu medium yang dapat menyampaikan suatu pesan, dan disini kami ingin masyarakat dapat mencintai seni dan budaya,” harap Pimbo.
Kirim Komentar