Sosial Ekonomi

Wedang Uwuh Prima, Rasa Sama Walau Dalam Kemasan Saset

Oleh : Rahman / Jumat, 24 Januari 2020 14:25
Wedang Uwuh Prima, Rasa Sama Walau Dalam Kemasan Saset
Wedang Uwuh Instan Prima milik Apriyono pada saat mengikuti bazar Pasar Budaya di Pendopo Dinas Kebudayaan DIY, Jum'at(24/1)Gudeg.net/Rahman

Gudeg.net- Siapa yang tidak kenal dengan wedang uwuh? Semua pasti mengenal minuman khas dari Yogyakarta yang terbuat dari campuran bermacam rempah-rempah kering yang mirip sampah (dalam bahasa Jawa disebut uwuh) ini.

Berbeda dengan penjual wedang uwuh kebanyakan, Apriyono membuat wedang uwuh instan dalam kemasan dengan nama Wedang Uwuh Prima. Menurutnya, tak ada bedanya antara wedang uwuh biasa dengan instan dalam bentuk kemasan, baik saset maupun kliperan.

“Rasanya sama saja, toh bahannya juga sama, rempah-rempah hanya kalau instan sudah dalam bentuk serbuk kasar jadi tinggal masukan dalam gelas dan tuang air panas saja,” ujar Apriyono saat ditemui di Pasar Budaya Dinas Kebudayaan DIY, Jumat (24/1).

Awalnya, Apriyono menjual wedang uwuh biasa. Seiring berjalannya waktu, ia mencari cara agar wedang uwuh bisa dijual secara hemat kemasan. Setelah mengikuti penyuluhan, ia memutuskan untuk membuat wedang uwuh dalam bentuk kemasan saset.

“Saya dapat ilmunya pada saat ada pelatihan dan penyuluhan dari Dinas Koperasi DIY pada awal tahun 2019, menyiasati paket wedang uwuh agar lebih praktis dan ini lah hasilnya,” jelasnya.

Minuman yang mengandung aneka rempah seperti cengkeh, jahe, serai, kayu manis, pala, kapulaga, dan gula ini dapat menghangatkan tubuh sekaligus menenangkan pikiran. Selain itu, kandungan rempah dalam wedang uwuh juga dapat menyehatkan tubuh.

Sejak diluncurkan pada bulan September 2019, produk wedang uwuh instan milik Apriyono telah mendapat pesanan dari berbagai daerah di Indonesia seperti Pontianak, Kudus, Mojokerto hingga Bali.

“Kebanyakan mereka itu penjual atau reseller dan mengetahui produk saya setelah saya daftarkan ke Google Bisnis untuk penyebaran penjualannya,” tutur pria santun asal Wonosari itu.

Wedang uwuh instan ini dijual dengan harga Rp. 30.000 per besek bambu yang berisi 10 saset sedang dan Rp 25.000 untuk para reseller.

Hingga saat ini, penjualan terbilang baik. “Setiap 1-2 bulan sekali, kami kirim ke luar kota dan hasilnya dapat dikatakan cukup bagus untuk menambah perekonomian keluarga,” ungkapnya.

Apriyono menerima pembelian secara online dan offline. Untuk online sudah terdapat di jejaring pasar digital, di antaranya Tokopedia dan Shopee.

Sedangkan untuk penjualan offline, pembeli dapat mengunjungi alamat Mojosari Indah d.12, Kalangan, Baturetno, Kec. Banguntapan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Apriyono merasa sangat terbantu dengan mengikuti bazar makanan dan minuman di area Pasar Budaya Dispar DIY yang diselenggarakan setiap hari Jumat.

“Di sini kami para Usaha Kecil Menengah (UKM) dapat mempromosikan produk kami dengan gratis, sehingga dapat tambah dikenal oleh khalayak banyak,” pungkasnya.

Selain kuliner, di Pasar Budaya yang buka pukul 09.00-14.30 WIB ini juga terdapat stand kerajian tangan hingga batik.


0 Komentar

    Kirim Komentar


    jogjastreamers

    UNIMMA FM 87,60

    UNIMMA FM 87,60

    Radio Unimma 87,60 FM


    SWARAGAMA 101.7 FM

    SWARAGAMA 101.7 FM

    Swaragama 101.7 FM


    JOGJAFAMILY 100,2 FM

    JOGJAFAMILY 100,2 FM

    JogjaFamily 100,9 FM


    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RetjoBuntung 99.4 FM


    SOLORADIO 92,9 FM

    SOLORADIO 92,9 FM

    Soloradio 92,9 FM SOLO


    RAMADA FM

    RAMADA FM

    RAMADA FM 107,9


    Dapatkan Informasi Terpilih Di Sini