Gudeg.net—Setelah bertahun-tahun, band asli Jogja yang sudah berkibar namanya sejak tahun 1996, Jikustik, memberi kabar baik dengan meluncurkan single baru.
Tidak sekadar meluncurkan single, Jikustik datang membawa konsep yang terbilang berani. Komitmen band yang digawangi dadik, Carlo, Adhit, dan Brian ini untuk tahun 2020 ini adalah merilis satu single setiap bulan setiap tanggal 17. Video Clip-nya pun diluncurkan di hari yang sama pada pukul 17.00 WIB di platform digital.
“Mengapa tanggal 17, karena bisa di-google, Jikustik selalu punya keterikatan dengan angka 8. Sebenarnya kami mau tanggal 8, Cuma karena ada bentrokan jadwal dan lainnya, kami putuskan tanggal 17 biar nggak meleset-meleset amat,” terang Dadik, gitaris Jikustik saat peluncuran single “Hanya Aku yang Merasa” di Spreken Bar and Kitchen, Senin (17/2).
Maksud 17 tidak jauh dari angka delapan adalah satu dan tujuh jika dijumlahkan menjadi delapan. Dadik pun menjelaskan sambil tertawa yang disambut anggukan teman-teman satu bandnya.
Selain meluncurkan satu single di setiap bulan hingga Februari 2021 nanti, mereka mengusung konsep kolaborasi. Proyek ini pun dinamai ‘Kolaborasi’. Dengan total 14 karya baru, mereka akan berkolaborasi dengan banyak seniman lain.
Kolaborasi di sini tidak hanya berkolaborasi dengan musisi lain, bisa juga dengan bentuk seni lai. Seperti misalnya single pertama yang diluncurkan 17 Januari 2020 lalu, “Aku Masih Punya Puisi”.
Lagu ini berkolaborasi dengan sastrawan Agus Noor. Agus Noor merupakan sastrawan yang aktif sejak 1990. Ia banyak berkolaborasi dengan Teater Gandrik yang digawangi Butet Kartaredjasa.
Dadik suatu hari berbincang dengan Agus Noor yang menyarankan untuk membawa puisi dalam karya Jikustik. “Toh, kalau liriknya lugas juga belum tentu laku,” seloroh Agus seperti yang diceritakan Dadik.
Jadilah Dadik membaca rangkuman sajak Agus Noor dalam buku “Barista Tanpa Nama”, sampai dia menemukan kata yang dijadikan judul lagu “Aku Masih Punya Puisi”.
“Saya minta izin sama Agus Noor, lalu diiyakan, jadilah single pertama itu,” cerita Dadik lagi.
Single kedua ditulis oleh Adhitya Bhagaskara, keyboardist Jikustik. Kembali menggunakan produser yang sama, Tyo Adrian.
Tepat nampaknya comeback ini dikatakan sebagai obat rindu penggemar Jikustik. Tyo merupakan produser untuk album Jikustik yang bertajuk “Malam”.
Tyo berhasil membawa Jikustik kembali pada ‘suara’ Jikustik seperti di era awal 2000-an. Dengan bunyi yang serupa dan lirik yang mengalun bak puisi, lengkap sudahlah obat rindu ini.
Dari dua single yang sudah rilis ini, terdapat keterkaitan cerita dan video. “Aku Masih Punya Puisi” merupakan ‘akibat’, dan “Hanya Aku yang Merasa” merupakan ‘sebab’.
Melihat dari ending video clip “Hanya Aku yang Merasa”, nampaknya akan ada sambungan ketiga dari dua karya ini. Saat ditanya apakah keempatbelas karya yang akan diluncurkan akan punya keterkaitan cerita Brian hanya menjawab mungkin sambil tertawa.
Misi peluncuran setiap bulan ini bukan tanpa sebab. Langkah berani ini dilakukan sebagai ‘road to’ 25 tahun Jikustik. Di tahun 2021 mendatang mereka akan mengadakan Konser Perak dengan materi yang telah dikumpulkan dari awal 2020 ini.
Kirim Komentar