Tidak Bermasker di Stasiun dan Terminal Yogyakarta, Siap-siap Ditolak Masuk

Gudeg.net- Meluasnya penyebaran virus corona membuat Terminal Giwangan dan Stasiun Besar Tugu Yogyakarta mewajibkan seluruh calon penumpang menggunakan masker.

Manajer Humas PT KAI Daop 6 Yogyakarta Eko Budiyanto mengatakan, kebijakan ini diambil guna memutus mata rantai penyebaran virus corona di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

“Setelah Kemenkes RI mengeluarkan kebijakan wajib memakai masker maka kami sebagai penyedia moda transpotasi massal juga harus mengikutinya,” ujar Eko Budiyanto, Rabu 98/4).

Eko menjelaskan, kebijakan wajib menggunakan masker berlaku di Stasiun Besar Tugu dan Lempuyangan. Tidak hanya calon penumpang bahkan seluruh staf pegawai juga diwajibkan memakai masker selama berada di stasiun.

“Calon penumpang yang tidak memakai masker atau tidak mau memakai masker maka kami akan tolak atau tidak diperbolehkan naik ke atas kereta,” jelasnya.

Pihak PT KAI Daop 6 Yogyakarta akan memberlakukan kebijakan tersebut mulai tanggal 12 April 2020 di seluruh stasiun yang berada di wilayahnya.

“Kami ingin menegaskan betapa pentingnya masker pada saat pandemi corona ini. Masker adalah cara yang baik untuk mengurangi penyebaran virus Covid-19 ini,” tutur Eko.

Sementara itu Kepala Satuan Pelayanan Terminal Giwangan Yogyakarta Bekti Zunanta mengungkapkan, saat ini pengguna bus dapat dikatakan menurun sejak kebijakan larangan mudik.

“Walau penumpang menurun akan tetapi kita harus tetap mengikuti anjuran pemerintah pusat untuk menggunakan masker saat berada diluar rumah,” ungkapnya.

Kewajiban menggunakan masker menurut Bekti, berlaku juga bagi seluruh kru bus hingga sejumlah orang yang memang beraktifitas di terminal. Hal ini bertujuan untuk memutus rantai penyebaran virus corona.

“Bla dilihat memang sudah banyak yang menggunakan masker saat di terminal namun kebijakan wajib masker ini tetap akan kami terapkan. Ini semua kami lakukan demi kebaikan semua yang memanfaatkan terminal,” tuturnya.

Saat ini terminal Giwangan juga telah memberlakukan sistem Physical Distancing dengan cara memberi jarak di setiap fasilitas.

“Untuk di dalam bus, kami mengharuskan ada jarak antar penumpang dan mewajibkan satu armada bus hanya diisi oleh 50 % penumpang saja,” tegas Bekti.