Gudeg.net- Tradisi Garebeg Syawal memperingati Hari Raya Idulfitri 1441 H memang ditiadakan namun Keraton Yogyakarta tetap membagikan sekitar 2.700 ubarampe kepada abdi dalem.
Ribuan ubarampe yang dibagikan berupa panganan rangginang dan jumlahnya sesuai dengan yang biasanya ada pada Gunungan Estri dan Gunungan Dharat setiap Garebeg Syawal.
Penghageng Kawedanan Hageng Panitrapura Keraton Yogyakarta GKR Condrokirono mengatakan, walaupun acara Garebeg ditiadakan tahun ini namun tradisi harus tetap dilestarikan.
“Memang cara nya berbeda dari tahun biasanya, akan tetapi kami tetap membagikan ribuan ubarampe kepada abdi dalem Keraton dan Pura Pakualaman seusai salat Id kemarin,” ujar GKR Condrokirono pada siaran pers yang diterima GudegNet, Senin,(25/5).
GKR Condrokirono menjelaskan, pada zaman dahulu tradis Garebeg dilakukan dengan cara membagi-bagikan ubarampe gunungan langsung kepada rakyat. Garebeg digelar bukan dengan cara merayah atau merebut gunungan seperti yang biasa dilakukan.
“Esensi dari Garebeg Syawal adalah seperti hari ini, Raja berbagi langsung kepada rakyatnya sebagai ungkapan rasa syukur dan sedekah dari raja kepada rakyatnya,” jelasnya.
Sebelum dibagikan kepada para abdi dalem, ubarampe diinapkan terlebih dahulu satu malam di Bangsal Srimanganti pada Sabtu (23/5).
Pada minggu (24/5) pukul 08.30 WIB, ubarampe langsung dibagikan yang dipimpin oleh GKR Mangkubumi.
Setelah dibagikan oleh GKR Mangkubumi, uberampe didistribusikan kepada abdi dalem melalui penghageng setiap tepas atau kawedanan.
“Saat pembagian kami tetap menerapkan protokol kesehatan pencegahan Cvid-19 dengan Physical Distancing. Abdi dalem juga diwajibkan untuk memakai masker,” ungkap GKR Condrokirono.
Kirim Komentar