Gudeg.net - Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Atma Jaya Yogyakarta (FISIP UAJY) bekerja sama dengan Hellen Keller International (HKI) dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengadakan "Kunjungan Belajar Virtual Tujuh Perguruan Tinggi di Provinsi Jawa Barat dan Sulawesi Selatan ke UAJY".
Dalam kunjungan virtual ini UAJY berbagi pengalaman dalam menciptakan lingkungan belajar inklusif pada pendidikan tinggi. Acara ini digelar untuk mendorong peserta dalam menciptakan program pendidikan inklusif dan disabilitas pada universitas mereka.
Sharing dimulai dengan paparan kebijakan UAJY terhadap mahasiswa-mahasiswi disabilitas. Selanjutnya, ada testimoni dari mahasiswa disabilitas tuli yang berkuliah di Prodi Sosiologi UAJY.
Salah satu narasumber, Prof. Ir. Nizam, M.Sc., DIC., PH.D, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi-Kemendikbud, menyampaikan, Kemendikbud memfasilitasi berbagai kegiatan anak didik dengan disabilitas.
"Termasuk telah membuat panduan layanan kelas daring untuk pengajaran dan mahasiswa di Perguruan Tinggi untuk persiapan pelaksanaan perkuliahan tahun ini,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Gudegnet, Rabu (15/7).
Sementara itu, FX. Bambang Kusumo P., S.Sos., M.A., Dekan FISIP UAJY, dalam sambutannya mengatakan, mindset mengenai disabilitas perlu diubah, dan hal tersebut menjadi kunci dalam pendidikan inklusif.
Dr. Subagya, M.Si., Tim Pengembang Pendidikan Inklusif di Perguruan Tinggi yang juga merupakan salah satu narasumber, menyampaikan hal senada, bahwa kunci pendidikan inklusif adalah akomodasi dan adaptasi. "Yang penting mengubah mindset, bahwa anak belajar tanpa batas,” tuturnya dalam acara yang berlangsung Selasa (14/7) tersebut.
Kirim Komentar