Gudeg.net- Selama pandemi Covid-19 proses belajar mengajar dilakukan secara daring atau online, namun banyak orang tua yang merasa terbebani dengan biaya kuota internet yang tidak sedikit.
Seperti yang dirasakan para orang tua warga dari Mergangsan Kota Yogyakarta, mereka harus mengeluarkan uang ekstra untuk membeli kuota data untuk anak-anaknya.
Demi meringankan beban tersebut, Paguyuban Bintaran Bersatu (PBB) berinisiatif untuk membuat gerakan yang diberi nama Layanan Internet Masyarakat (LIMas) untuk Jogja.
LIMas merupakan layanan internet murah dengan jaringan wifi. Layanan ini ditujukan kepada seluruh pelajar yang berada di wilayah Bintaran Kidul, Mergangsan.
Ketua Paguyuban Bintaran Bersatu, Reno Ardana mengatakan, banyak para orang tua yang mengeluhkan mahalnya biaya internet untuk pembelajaran sistem online.
“Banyak orang tua yang cerita harus menyisihkan uang yang cukup banyak untuk kebutuhan belajar daring anak-anaknya. Dalam waktu beberapa hari saja sudah harus mengeluarkan sekitar Rp.50.000-Rp.60.000 dan itu berat,” ujar Reno Ardana di lokasi LIMas, Bintaran, Rabu (29/7).
Dari keluhan tersebut maka para anggota PBB mencari solusi agar para orang tua tidak merasa terbebani lagi dan anak-anak dapat belajar tanpa memikirkan kuota data internet yang habis.
Salah satu cara yang dilakukan adalah menghubungi penyedia layanan internet yang ada di Yogyakarta yaitu Pelangi Surya Persada (PSP).
“PSP memberikan jaminan layanan internet murah bagi warga disini, dengan perhitungan biaya sekitar Rp.30.000 untuk satu bulan penuh, dengan akses tak terhingga atau unlimited,” jelasnya.
Sistem yang diberlakukan adalah menggunakan perangkat pemancar wifi yang terpasang di sejumlah lokasi titik berkumpul yang telah ditentukan.
Dengan keberadaan LIMas, saat ini pelajar di wilayah Bintaran Kidul sudah merasa senang. Mereka bisa mengakses internet untuk keperluan belajar secara tenang tanpa khawatir kuota habis.
“Sekarang para orang tua dan anak-anak dapat lega dengan adanya LIMas, mereka tidak lagi perlu memikirkan biaya yang besar agar anak-anak dapat belajar daring,” ungkap Reno.
Untuk saat ini ada sekitar 188 Kepala Keluarga (KK) yang sudah dapat mengakses dan ke depanya PBB akan melakukan sistem pembiayaan secara kolektif kepada warga untuk membayar penyedia layanan internet.
“Dengan kolektif, nantinya bisa menambah serta memperluas akses internetnya, agar dapat mengjangkau rumah-rumah yang tempatnya lebih jauh,” harapnya.
Sementara itu salah satu orang tua, Maelani mengungkapkan rasa senangnya dengan adanya jaringan internet murah LIMas ini.
“Biasanya saya harus mengeluarkan uang sebesar Rp.100.000 untuk kuota data anak belajar dan itu cukup berat. Dengan LIMas, kami orang tua cukup merasa terbantu dan semoga dapat berjalan seperti ini terus sampai coronanya hilang,” ungkap wanita yang memiliki anak kelas 3 Sekolah Dasar (SD).
Kirim Komentar