Gudeg.net—Setelah Abdul Halim Iskandar, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PTT) menerima gelar Honoris Causa, 11 Juli 2020 lalu, kini giliran Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K), menerima gelar kehormatan ini.
Hasto menerima gelar Doktor Kehormatan bidang Teknologi dan Pemberdayaan Masyarakat Vokasional dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).
Agenda penganugerahan gelar doktor kehormatan akan digelar di Auditorium UNY Sleman, pada Sabtu (1/8) pagi. Tentunya penganugerahan ini dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
“Praksis penerapan teknologi dan ilmu pengetahuan untuk pembangunan, layaknya sudah dilakukan Hasto Wardoyo, harus terus dikuatkan, ditularkan, dan senantiasa dikembangkan sehingga bermanfaat untuk pemberdayaan masyarakat. Pak Hasto adalah satu tokoh langka yang selama kepemimpinannya selalu menggunakan data dan teknologi sebagai acuan pengambilan kebijakan,” ujar Sutrisna.
Promotor penganugerahan gelar Doktor Kehormatan tersebut adalah Prof. Dr. Mohammad Bruri Triyono, M.Pd. dengan co-promotor Prof. Dr. Marsigit., MA.
“Kemampuan Hasto memang banyak ditunjukkan di bidang kesehatan,” kata Bruri.
Ia melanjutkan, namun kemampuannya saat menjabat sebagai Bupati Kulonprogo untuk menggerakan masyarakat dan meningkatkan taraf hidup masyarakat sebagai dorongan ideologis terutama dibidang vokasional, cukup banyak dan memadai baik dari sisi kebermanfaatan maupun teknologinya telah memunculkan kinerja diri yang sangat luar biasa. Selain itu juga kemampuan kreativitas dan inovasinya menjadi pertimbangan.
Pemberdayaan masyarakat dalam berbagai pembangunan yang dilakukan oleh Hasto Wardoyo semasa menjadi Bupati Kulonprogo. Sebagian program ini menarik perhatian Program Studi Doktor Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Program Pascasarjana UNY.
Penerapan teknologi dalam pemberdayaan masyarakat Kulonprogo sangat kental dengan muatan pendidikan vokasional. Pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan merupakan masalah penting bagi pimpinan daerah.
Penerapan sains, teknologi, seni, budaya, dan rekayasa yang tepat menjadi penentu keberhasilan pimpinan daerah dalam membangun masyarakat yang dipimpinnya.
Hasto dalam membangun masyarakat Kulonprogo sejalan dengan perkembangan Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0 serta memperhatikan secara seksama adanya transformasi digital yang berlangsung di masyarakat.
Selama menjabat sebagai Bupati Kulonprogo periode 2011-2016 dan 2016-2019 prestasi yang pernah dicapai. Di antaranya; meningkatkan kesejahteraan petani dengan mewajibkan ASN di Kulonprogo membeli beras dari petani setempat minimal 10 kg/bulan.
Hasto juga menginisiasi PDAM Kulonprogo untuk memproduksi air minum dalam kemasan (AMDK). Ia melihat hampir semua kebutuhan masyarakat dalam setiap acara tidak merebus air sendiri melainkan membeli AMDK.
Ada pula produksi teh dan kopi sendiri dengan berbagai merk dagang yang sudah dipatenkan. Sumber bahan baku dari Kecamatan Samigaluh, Kalibawang dan Girimulyo dengan luasan lahan teh sekitar 200 ha.
Batik Geblek Renteng telah membangkitkan geliat pengusaha batik dengan pangsa pasar siswa sekolah yang berjumlah sekitar 82.000, PNS 6.000, guru swasta dan perangkat desa 5.800, yang secara rutin mengenakan seragam batik dua kali seminggu.
Selain itu dengan program kemitraan Hasto Wardoyo berhasil mentransformasi toko-toko modern di Kulonprogo yang semula milik segelintir waralaba berjejaring dialihkan menjadi milik koperasi masyarakat setempat dengan nama Tomira (Toko Milik Rakyat).
Kirim Komentar