Gudeg.net- Banyak cara yang dilakukan masyarakat untuk mengatasi kejenuhan di tengah masa pandemi Covid-19 ini, salah satunya dengan bermain layangan.
Hal tersebut dimanfaatkan dengan baik oleh Aditya Pradana, pemilik rumah produksi layang-layang Daengan Kite Fighter yang berlokasi di Gedongkiwo, Mantrijeron, Yogyakarta.
Produksinya memiliki ciri khas tersendiri yaitu bermotif khas Yogyakarta yang diberi nama layangan Gaya Mataraman.
“Motif layangan Gaya Mataraman sebenarnya sudah ada sejak dulu, sejak simbah-sambah dulu dan sekarang saya mempopulerkan kembali kepada masyarakat,” ujar Aditya Pradana saat ditemui di rumah produksi miliknya, Senin (24/8).
Layang-layang gaya Mataraman lebih menekankan pada guratan garis dan motif hiasan yang sangat kuat,serta bentuknya lebih besar dari layang-layang biasanya.
Menurut Aditya, ada puluhan motif gaya Mataraman namun dirinya hanya memproduksi beberapa motif saja.
“Kalau motifnya sangat banyak, ada sekitar 30an tapi saya cuma buat sebagian motif saja seperti motif Gulo Kelopo, Patokan, Kalungan Sanggan dan Jalak Oren. Motif tersebut sudah ada pakem dan maknanya tersendiri,” tuturnya.
Tujuan Aditya memproduksi layangan ini adalah agar masyarakat mengetahui bahwa Yogyakarta memiliki ciri khas sendiri dan berbeda dari lainnya.
“Yogyakarta itu punya ciri khas sendiri layangannya dan ini lah yang saya produksi. Ya saya bersyukur, saat ini sudah banyak yang mengetahui dan suka dengan motif khas ini,” ungkapnya.
Pria yang dahulunya memiliki usaha konter handpone ini mengakui, dalam sehari rumah produksi miliknya dapat memproduksi sekitar 300-400 layang-layang.
“Awalnya hanya produksi sedikit namun berkat media sosial lambat laun pesanan terus meningkat, baik dari dalam maupun luar Yogyakarta,” akunya.
Karena kewalahan untuk memenuhi pesanan, Aditya memutuskan untuk menambah tenaga kerja. “Saya kewalahan juga memenuhi pesanan terutama dari luar daerah dan saat ini saya dibantu sekitar 15 tenaga kerja dan sekarang pesanan harus melalui pre-order dulu,” ujar pria yang juga sempat menjadi pegawai negeri sipil itu.
Harga layangan Daengan Kite Fighter mulai dari Rp.2.000 hingga ratusan ribu (pesanan kustom) dan saat ini telah dapat memenuhi pesanan dari sejumlah kota di Indonesia seperti Jakarta, Kalimantan dan Sulawesi.
(Aditya Pradana, Pemilik Daengan Kite Fighter (berdiri kiri) mendampingi Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi (berdiri dua kanan))
Dengan ramainya pesanan, Aditya berharap, tidak saja warga Yogyakarta yang dapat menikmati layangan khas Yogyakarta ini namun juga seluruh masyarakat Indonesia.
“Mudah-mudahan layangan motif daerah kita sendiri ini dapat diketahui khalayak luas, tidak hanya Indonesia tapi juga hingga luar negeri,” harapnya.
Pada hari yang sama, rumah produksi layangan milik Aditya mendapat kunjungan dari Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi.
Heroe mengapresiasi usaha rumahan milik Aditya ini. “Selain memproduksi, usaha ini juga memberikan edukasi kepada masyarakat tentang layangan bermotif khas Yogyakarta dan ini sangat bagus,” jelasnya.
Bahkan pria yang akbrab di sapa Wawali ini juga menyempatkan diri untuk melukis serta menerbangkan layangan yang dibuat khusus untuk dirinya, bermotif gambar program Gandeng Gendong milik Pemkot Yogyakarta.
Kirim Komentar