Gudeg.net—Tak surut semangat berkesenian di tengah pandemi, Yogyakarta Komik Weeks (YKW) 2020 dengan tema “Dipendam Pandemi” dilaksanakan secara daring dan luring pada 9-15 Oktober 2020.
Tema tersebut meminjam judul komik karya Yudha Sandy dan merupakan akrobat bahasa dari “pendam” dan “pandemi”.
Pendam adalah menanam, mengubur, untuk menyembunyikan, atau menahan, menyimpan perasaan. Sedangkan pandemi adalah wabah yang serempak merebak di mana-mana.
“Secara harfiah, di semua tempat, situasi pandemi ini memendam banyak keinginan, meredam sejumlah impian, dan mengubur rangkaian angan,” ujar Terra Bajraghosa, salah satu kurator YKW 2020 saat jumpa media di Gedung Eks KONI Museum Sonobudoyo, Rabu (7/10).
Widodo Nur Slamet atau lebih dikenal sebagai Wid NS akan menjadi sorotan utama dalam pameran komik ini. Selain Wid NS, Asnar Zacky juga menjadi sorotan utama.
Kita akan diingatkan bahwa selain komik superhero Godam, yang rencananya akan disinemakan, dan Aquanus, Wid NS juga menghasilkan sejumlah karya komik horor dan komik berbahasa Jawa.
“Katanya Pak Wid NS ini agak indigo (bisa melihat mahluk halus). Makanya banyak menulis cerita horor juga,” cerita Catur Danang, yang juga merupakan satu dari dua kurator YKW 2020 saat berbincang dengan Gudegnet.
Kita dapat menyaksikan koleksi gambar asli dan draft milik Wid NS dalam pameran ini. Koleksi ini merupakan koleksi pribadi yang disimpan anak Wid NS. Sedangkan untuk Godam dan Aquanus telah seluruhnya dibeli oleh pihak lain.
Tokoh Godam pernah hadir dalam beberapa cerita Gundala karya Hasmi. Dua komikus ini memang merupakan sahabat dekat.
“Pada masanya, Godam dan Gundala merupakan acuan oleh banyak komikus Indonesia lainnya dalam mengolah kreasi superhero, baik dari segi penampilan maupun cerita,” kata Terra Bajraghosa yang juga merupakan kurator YKW 2020.
Kini, selain komiknya diburu oleh kolektor atau diterbitkan ulang, sosok Godam masih menjadi inspirasi komikus muda yang menghadirkan judul baru untuk komik Godam bertajuk “Godam: Putih Hitam”.
Asnar Zacky bersama koleganya, Baskoro Suryo Banindro, menginisiasi mata kuliah komik untuk masuk ke kurikulum pengajaran di Desain Komunikasi Visual ISI Yogyakarta pada 1996.
Hingga kini mata kuliah tersebut masih ada namun berganti nama menjadi Seni Gambar Sekuensial. Oleh mantan mahasiswanya, Asnar sering disebut sebagai sosok yang menginspirasi dan terus mendorong kemajuan medium komik.
Karya Asnar yang banyak diperbincangkan adalah novel grafis “Jakarta 2039” dan “Sukab Intel Melayu” yang merupakan hasil kolaborasi dengan Seno Gumira Ajidarma.
Adapula karyanya yang merupakan komik pendek catatan kisah pribadi berjudul “Once Upon a Time in The mBantoel Prairie” yang memenangkan Kosasih Award pada tahun 2016.
Saat ini Asnar Zacky tengah menyelesaikan tahap akhir karya komik “Prajurit Koplak” yang berkolaborasi dengan seorang penulis yang tidak disebutkan namanya.
Dalam pameran ini akan kita temukan 30 komik karya pelajar SMA yang lolos seleksi. Ada sebanyak 200 karya yang diterima panitia. Ketigapuluh karya terpilih ini adalah karya yang sesuai dengan tema dan relevansi.
Pameran ini dapat disaksikan secara luring di Gedung Eks KONI Museum Sonobudoyo, Jalan Pangurakan Nomor 6, Ngupasan dengan mendaftar terlebih dahulu di website resmi Yogyakarta Komik Weeks, www.komikweeks.com.
Pengunjung akan dibatasi 10 orang per ruangan dan bagi pengunjung. Bagi pengunjung dari luar kota harus menyertakan surat tes swab negatif atau hasil nonreaktif untuk tes rapid. Batas umur pengunjung adalah minimal 12 tahun dan maksimal 60 tahun.
Kirim Komentar