Gudeg.net—Goresan, sapuhan, percikan kuas di atas kanvas Miftah Rizaq merupakan catatan emosi dan perjalanannya menuju ‘waras’.
Miftah Rizaq terlahir sebagai Muhammad Mifathur Rizaq di Semarang. Dalam beberapa tahun belakangan kehidupannya cukup kelam. Bergulat dengan alkohol dan pergumulan lain dengan hidup, ia tersungkur dalam depresi.
Pameran tunggalnya yang ketiga bertajuk “Terpenjara”. Sedikit banyak seri karya dalam pameran ini bercerita tentang ia yang bergumul dengan emosinya yang (kembali) terluka karena kasus yang menimpa ayahnya.
“Terpenjara maksudnya ayah saya yang secara fisik terpenjara, dan saya yang secara mental dan psikis terpenjara,” ungkap Miftah saat ditemui di ruang pamer Tiga Roepa Galeri, Pandega Raya, Sleman, Senin (31/8).
Ia merasa tidak mampu untuk berdialog dengan orang-orang terdekatnya, ibu dan istrinya. Perbincangan kerap menuju perdebatan, begitu beratnya hingga ia harus berpisah dengan keluarga kecilnya. Berbagai tumbukan ini membuatnya hampir mengakhiri hidupnya. Ia tersesat.
Miftah yang memang sedari dulu berkecimpung di dunia kesenian secara otodidak pun menemukan kembali arti seni. Ia menggunakan seni sebagai katarsis dari emosinya.
Berangkat dari aliran realisme, ia merasa realisme tidak dapat sepenuhnya mengungkapkan sepenuhnya carut marut emosi dalam dirinya. Terjadilah pameran perdananya yang bernapas abstrak.
Dua puluh lima karya berbagai ukuran terpajang di galeri sebagai monolog cerita hidupnya. Kisah utamanya tertuang di kanvas berukuran 200x150 cm dengan latar hitam berjudul “Terpenjara”.
Karya-karyanya diproduksi di bulan Maret-Agustus 2020. Kisah hidup yang diceritakan di atas kanvas ini merupakan ‘tayang ulang’ dari kejadian lalu.
Ia bercerita ia membutuhkan suatu cara untuk menghidupkan lagi cerita-cerita tersebut. Ia memilih kembali ke alkohol. Hanya dua karya berjudul “Dosa yang Sama” dan “Rumah yang Berbeda” yang ia kerjakan secara sadar.
Pameran tunggal Miftah Rizaq yang dikurasi oleh AA Nurjaman dapat disaksikan di Galeri Tiga Roepa di Jalan Pandega Marta Raya No. 43. Galeri ini menjadi satu dengan kafe. Buka dari pukul 14.00-22.00 WIB.
Pengunjung wajib mengikuti protokol kesehatan seperti memakai hand sanitizer dan mengukur suhu badan. Pameran akan berlangsung hingga 13 September 2020 mendatang.
Kirim Komentar