Seni & Budaya

Mbah Oden, Perajin Blangkon Langganan Keraton, Menteri hingga Artis Ibukota

Oleh : Rahman / Rabu, 09 September 2020 13:05
Mbah Oden, Perajin Blangkon Langganan Keraton, Menteri hingga Artis Ibukota
Choirudin atau Mbah Oden (71) membuat blangkon di rumah produksi Blangkon Mbah Oden di Kampung Blangkon, Dusun Beji, Sidoarum, Godean, Sleman, Yogyakarta, Rabu (9/9)-Gudeg.net/Rahman

Gudeg.net- Walau telah masuk usia senja, tidak menyurutkan semangat Choirudin (71) dalam membuat blangkon. Tangan keriputnya tidak berhenti menjahit setiap sisi pola blangkon yang telah ia siapkan sedari pagi.

Ketika Gudegnet mendatangi rumah produksi blangkon miliknya, Mbah Oden, sapaan akrab Choirudin sedang sibuk mempersiapkan dua buah pesanan blangkon dari seorang penata rias.

Monggo mas, mlebet (mari mas, masuk), maaf sedang buat pesenan dari tetangga untuk kawinan besok Minggu,” ujar Choirudin di rumah yang sekaligus workshopnya di Dusun Beji, Sidoarum, Godean, Sleman, Yogyakarta, Rabu (9/9).

Setelah menyapa, ia meneruskan kembali kerjanya karena pesanan tersebut harus selesai hari ini dan tinggal bagian akhir atau finishing saja.

Tangan cekatannya tidak berhenti melipat-lipat kecil kain batik motif parang yang merupakan bahan dasar dari blangkon produksinya.

Sesekali jarum-jarum kecil ia tancapkan untuk menahan lipatan kain agar tidak terlepas dari pola yang dibuatnya.

“Jarum-jarum ini fungsinya untuk menahan tiap lipatan kain pada bagian sisi kepala blangkon. Yang saya buat ini terdapat 17 lipatan yang harus saling menyambung hingga Mondolan (bagian bulat belakang blangkon),” tuturnya.

Mbah Oden merupakan generasi kedua dari Rumah Blangkon Mbah Somo Pawiro yang merupakan ayah kandungnya sendiri.

Ia bercerita bahwa keahlian membuat blangkon adalah turunan dari ayahnya yang telah menjadi perajin blangkon Gaya Yogyakarta sejak jaman kemerdekaan Indonesia.

“Kalau saya mulai tahun 1965 mulai buat blangkon, waktu itu usia saya 17 tahun dan terus berjalan hingga sekarang. Ya, walaupun saya sempat berhenti karena ingin menjadi tentara tapi tidak jadi juga akhirnya,” tuturnya.

Blangkon yang Mbah Oden buat telah banyak dipesan oleh Keraton Yogyakarta untuk berbagai keperluan seperti perlengkapan upacara, baik untuk abdi dalem maupun kerabat Keraton sendiri.

Oden mengakui, Keraton sempat memesan sekitar 1.500 buah blangkon motif khas Keraton Yogyakarta yaitu motif batik parang yang memang ciri khusus dari keraton.

“Ketika dapat pesanan dari keraton itu, dibagi ke seluruh perajin blangkon disini. Dan saya hanya menyelesaikan sedikit saja sekitar 40-50 karena tidak mau ditarget, jadi ya seselesainya saja,” ujar salah satu tetua Kampung Blangkon Dusun Beji tersebut.

Selain dari keraton, ada juga sejumlah menteri dan artis Ibukota yang memesan blangkon kepada dirinya seperti Roy Suryo dan Raffi Ahmad saat hendak menikah beberapa tahun lalu.

 “Raffi iku (itu) mesen sekitar 275 blangkon gaya Yogyakarta untuk panitia nikahannya. Setelah itu pesen lagi 40 dengan gaya Sunda, kalau Roy Suryo pesen beberapa kali untuk kepentingan pribadinya,” jelas pria yang sempat memiliki delapan karyawan itu. 

Motif blangkon yang Mbah Oden buat terdiri dari motif Sidomukti, Asih Winarno, Gadung Mlati, Modhang, Celeng Kewengen dan lainnya.

Blangkon khas Yogyakarta menurut Mbah Oden memiliki filosofi tersendiri yaitu 17 lipatan sisi kiri kanan, 5 lipatan bawah, 6 lipatan dekat kuping, 1 Mondolan atau Pegangan dan 2 lekuk di kepala.

“17 itu jumlah rakaat salat, 5 rukun Islam, 6 rukun iman, 1 mondolan yang berarti Tuhan dan 2 lekuk yang merupakan selaras dengan Tuhan dan Nabi. Jadi filosofi blangkon itu sesuai dengan ajaran Islam,” tuturnya.

Blangkon yang dijual di rumah produksi Mbah Oden berkisar antara Rp.50.000- Rp.750.00 dan akan lebih mahal lagi ketika pemesan memiliki motif sendiri.

Bila tidak ada pesenan, Mbah Oden tetap membuat blangkon namun tidak terlalu banyak hanya sekitar 2-3 buah saja untuk stok bila ada yang datang membeli secara langsung.

"Kalau tidak ada pesanan, ya buat 1-2 saja untuk stok di rumah, jaga-jaga siapa tahu ada yang datang untuk beli blangkon," ungkap pria yang sempat merantu ke Maluku untuk menjadi tentara itu.


0 Komentar

    Kirim Komentar


    jogjastreamers

    SWARAGAMA 101.7 FM

    SWARAGAMA 101.7 FM

    Swaragama 101.7 FM


    JOGJAFAMILY 100,2 FM

    JOGJAFAMILY 100,2 FM

    JogjaFamily 100,9 FM


    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RetjoBuntung 99.4 FM


    SOLORADIO 92,9 FM

    SOLORADIO 92,9 FM

    Soloradio 92,9 FM SOLO


    JIZ 89,5 FM

    JIZ 89,5 FM

    Jiz 89,5 FM


    GCD 98,6 FM

    GCD 98,6 FM

    Radio GCD 98,6 FM


    Dapatkan Informasi Terpilih Di Sini