Gudeg.net- Cuaca panas terik dan menyengat yang terjadi beberapa hari ini di wilayah DIY dikarenakan adanya pergerakan matahari mendekati garis khatulistiwa atau fenomena Equinox.
Hal itu diungkapkan oleh Kepala Stasiun Klimatologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta Reni Kraningtyas saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon.
“Ini merupakan fenomena yang biasa terjadi, yaitu Equinox, dimana ada gerakan semu dari matahari yang mendekati garis khatulistiwa Indonesia,” ujar Reni Kraningtyas, Senin (21/9).
Suhu panas yang terjadi menurut Reni akan terus melanda DIY sepanjang bulan September 2020 ini dan mencapai puncaknya pada pertengahan bulan.
Saat ini matahari berada pada bagian Utara bumi akan terus bergerak ke arah Selatan dan akan melintasi garis garis khatulistiwa.
“Kemungkinan puncak panas di sekitar wilayah Yogyakarta dan daerah lainnya, akan terjadi pada 23 September, dimana saat itu matahari tepat berada diatas garis khatulistiwa,” jelasnya.
Suhu tertinggi yang akan terjadi akibat fenomena Equinox ini akan berkisar antara 36 derajat C. Sedangakan suhu maksima DIY pada saat musim kemarau biasanya hanya berkisar antara 30-32 derajat C saja.
Reni menyampaikan, dengan kenaikan suhu ini tidak ada yang perlu dikhawatirkan oleh masyarakat karena fenomena ini terus berulang setiap tahunnya.
“Tidak akan ada dampak yang besar bagi masyarakat, kemungkinan kekeringan saj di sejumlah titik dan ini sering berulang terjadi di DIY ketika masuk musim kemarau,” kata dia.
BMKG Yogyakarta mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk dapat menjaga kondisi tubuh agar tidak kekurangan cairan terutama bagi yang beraktivitas diluar rumah.
“Banyak konsumsi air, agar tidak dehidrasi dan bila diperlukan tambah dengan vitamin agar tubuh dapat lebih fit untuk menjalani hari dengan panas yang cukup tinggi ini. Bila dibutuhkan bisa memakai payung agar terhindar dari sengatan matahari langsung,” imbau Reni.
Kirim Komentar