Gudeg.net- Menelusuri gang-gang kecil di sekitar objek wisata Tamansari selalu memberikan kesan yang berbeda, mulai dari nuansa seni yang kental hingga keramahan warganya.
Selalu ada kreatifitas baru di sini seperti puluhan gambar tembok atau mural dengan tema kebudayaan dan lingkungan yang menghiasi Kampung Taman sisi Selatan dari wisata Tamansari saat ini.
Warna-warna cerah tergores, memperjelas puluhan mural yang terpajang pada gang sempit sepanjang hampir 100 meter.
Bakti Wibawa, adalah orang dibalik ide pembuatan mural di Kampung Taman RW 08 RT 31 dan 33, Kelurahan Patehan, Kecamatan Keraton tesebut.
Mengangkat tajuk Mural Kampung Taman Tamansari, Bakti ingin memberikan nuasa baru berwisata di kampung yang masih masuk dalam wilayah Keraton Yogyakarta ini.
“Tujuan utama kami, ingin memperindah kampung agar ke depannya dapat menjadi daya tarik lebih bagi para wisatawan yang berkunjung ke sini dan responnya cukup bagus,” ujar Bakti Wibawa, Ketua Panitia Mural Kampung Taman di Tamansari, Senin (21/9).
Dinding tembok yang awalnya hanya dibiarkan kusam tergerus cuaca, kini telah berubah menjadi galeri seni mural terpanjang di Kampung Taman ini.
Pada mural ini dapat kita temui sejumlah tema seperti bermain layangan yang dipadukan dengan cerita lucu nan menggelitik, gambar Pangeran Mangkubumi hingga tema Covid-19 yang sedang menghantui kita saat ini.
“Tembok-tembok ini awalnya hanya didiamkan saja dan setelah kita matur (ijin), akhirnya mendapat ijin bahkan support dari pemilik tembok. Malah saat ini, banyak warga yang minta dimural tembok rumahnya,” jelasnya.
Bakti mengungkapkan, beragam mural yang tergoreskan dengan indah ini merupakan hasil karya dari puluhan seniman yang berasal dari Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta.
“Mereka kami ajak untuk menghias kampung ini dan tidak ada bayaran apapun karena semua ini swadaya dari warga. Mereka justru senang dapat menyalurkan ide kreatif yang terpendam selama pandemi ini,” ungkapnya.
Dengan adanya mural ini, Kampung Taman Tamansari diharapkan dapat menjadi sentral daya tarik kunjungan wisatawan baik dalam maupun luar negeri.
“Monggo rawuh (silakan datang) kesini, boleh selfi, atau berfoto bersama keluarga maupun teman-teman. Malam juga bisa, ada lampunya dan yang terpenting tetap mengedepankan protokol kesehatan,” ajak Bakti.
Sementara itu Anagard salah satu seniman Kampung Mural Taman mengatakan, semua seniman yang ikut serta harus dapat menuangkan idenya tentang sejarah dari Tamansari itu sendiri.
“Jadi Tamansari konsep utamanya, baik sejarah maupun cerita unik yang terjadi belakangan ini. Bisa aktivitas warga, atau lingkungan sekitarnya. Bebas namun kepalanya tetap Tamansari,” kata dia.
Sekitar 16 kelompok dengan total 25 seniman yang terlibat dalam proyek mural yang dikerjakan hanya dua minggu ini. Selain itu ada juga warga sekitar yang ikut menuangkan karyanya sendiri.
Senima-seniman tersebut berasal dari sejumlah daerah yang berbeda seperti Solo, Sumatera Barat dan lainnya. Bahkan ada juga seniman yang berasal dari negara lain seperti Yunani, Finlandia dan Serbia.
“Mereka kebanyakan anak ISI yang berasal dari fakultas seni rupa dan lebih banyak menuangkan gaya pop surealis dalam muralnya. Walaupun ada yang keluar dari konsep tetapi tetap pada esensi utama yaitu sejarah Tamansari dulu hingga kini,” tutur Anagard.
Ini memang keren, aku pun telah pepotoan di situ dan menuliskannya di blog.
Kirim Komentar