Gudeg.net- Kereta Rel Listrik (KRL) yang akan menggantikan kereta reguler Prambanan Ekspres (Prameks) rencananya akan diujicoba pada akhir Oktober 2020.
KRL yang akan menempuh rute Yogyakarta-Solo itu, rencananya pada saat ujicoba hanya akan menempuh rute Yogyakarta-Klaten, Jawa Tengah.
“Untuk sementara hanya sampai Klaten dulu dan akan dilanjutkan sampai Solo bila uji coba pada Oktober ini berhasil,” ujar Eko Budiyanto, Manager Humas PT KAI Daop 6 Yogyakarta saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon oleh Gudegnet, Jumat (16/10).
Saat ini KAI Daop 6 Yogyakarta sedang melakukan pengerjaan tahap akhir penyelesaian sekaligus pengecekan sistem Listrik Aliran Atas (LAA) yang akan digunakan sebagai tenaga KRL.
Eko menjelaskan, pengerjaan yang melibatkan Kementerian Perhubungan ini memang dipercepat agar dapat mencapai target pada akhir tahun ini.
“Hingga saat ini kira-kira sudah siap sekitar 90% pengerjaannya, tinggal finishing saja. Memang untuk sistem kelistrikan harus lebih teliti, mudah-mudahan semua berjalan dengan lancar,” jelasnya.
Kemenhub telah mempersiapkan sekitar 10 set rangkaian KRL berjenis commuter, dengan daya kapasitas angkut penumpang lebih banyak dibandingkan kereta Parameks.
Selain itu KRL juga dinilai jauh lebih nyaman dan cepat sampai tujuan. Sedangkan untuk tarif rencananya tidak ada perubahan sama tarif dengan Prameks.
“Masa ujicoba nanti, tarif masih sama denga Prameks dan jam operasional juga masih kita samakan. Akan tetapi untuk ke depanya bila ada perubahan pasti akan diinfokan pada masyarakat,” tuturnya.
Seiring akan dilakukan ujicoba KRL, Daop 6 Yogyakarta mengimbau kepada masyarakat untuk lebih meningkatkan kewaspadaan dan hati-hati bila melintas di perlintasan kereta api.
Eko mengungkapkan, dengan beroperasinya KRL akan terjadi penambahan menjadi sekitar 200 perjalanan dalam sehari dan otomatis lalu lintas di jalur kereta akan lebih padat.
“Masyarakat agar lebih berhati-hati saat melintasi jalur, terutama pada jalur sebidang yang memang cukup rawan. Kita akan terus lakukan edukasi kepada masyarakat yang biasa melintasi jalur kereta nantinya,” ungkapnya.
Kirim Komentar