Gudeg.net-Sekelompok mahasiswa UNY melakukan pelatihan untuk mengembangkan desa wisata di Karangsambung, Kebumen. Mereka memberi pelatihan untuk mengembangkan situs-situs geosite yang belum dimanfaatkan secara maksimal.
Situs-situs tersebut terletak di Geopark Karangsambung-Karangbolong, Kawasan yang telah ditetapkan sebagai salah satu geopark nasional di Indonesia sejak tahun 2018.
Kawasan geopark tersebut melintasi 117 desa pada 12 kecamatan di Kabupaten Kebumen.
Geopark Karangsambung-Karangbolong sendiri terdiri atas 59 situs geosite, biosite, dan cultural site. Beberapa geopark berada dalam satu wilayah, bahkan dalam satu desa.
Desa Karangsambung, Kebumen, memiliki beberapa situs Geopark Karangsambung-Karangbolong, seperti Bukit Pentulu Indah, Museum Melange, dan situs lainnya.
Masih banyak situs-situs yang dibiarkan begitu saja. Dari sinilah para mahasiswa tersebut tertarik mengembangkan desa wisata dengan menggabungkan wisata alam dan edukasi, yang memanfaatkan situs-situs geopark dan dilengkapi wisata pendukung lain.
Di Karangsambung juga terdapat sungai terbesar di Kabupaten Kebumen, yaitu Luk Ulo. Namun masyarakat belum menyadari potensi wisata dari sungai tersebut.
Para mahasiswa UNY berkeinginan menggabungkan wisata alam dan edukasi yang memanfaatkan Geopark Karangsambung-Karangbolong. Hal itu dilengkapi dengan wisata air yang memanfaatkan Sungai Luk Ulo sebagai media utama, sekaligus wisata budaya dengan melestarikan kesenian Ebeg.
Kesenian yang hampir punah tersebut dahulu ditampilkan dalam hajatan pernikahan, sunatan, selamatan, dan hajatan lain.
Bekerjasama dengan Karang Taruna Desa Karangsambung Kebumen, program ini dinamakan ‘Karsa Wisata Geopark’, berupa pelatihan daring yang diselenggarakan melalui aplikasi Google Meet dengan tujuan menyiapkan pengembangan wisata di Desa Karangsambung.
Pelatihan yang dilakukan meliputi sosialisasi Geopark Nasional Karangsambung-Karangbolong, dan situs-situs geologi yang berada di Desa Karangsambung.
“Selain itu ada pelatihan tour guiding, pemasaran dan promosi desa wisata, manajemen pariwisata, serta pelatihan pembuatan kerajinan lampion bambu dan kesenian Ebeg,” kata Wahyu Nur Afrita, salah satu mahasiswa, dilansir dari uny.ac.id, Rabu (21/10).
Kegiatan ini berhasil meraih dana Dikti dalam Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian Pada Masyarakat tahun 2020.
Kirim Komentar