Gudeg.net - Dialog ala anak muda (Diglamud), digelar di Kafe Basabasi, Condongcatur, Sleman, Yogyakarta, Jumat (20/11). Menghadirkan Dr. Ryu Hasan SpBS, neurosurgeon dan neuroscience enthusiast, acara yang digelar oleh Citta Semesta Foundation (CSF) ini memperbincangkan berbagai hal menarik yang dekat dengan kehidupan anak muda.
Neuroscience sendiri merupakan bidang ilmu yang mempelajari cara kerja syaraf. "Otak kita itu adalah syaraf karena 99% syaraf ada di otak. Jadi ilmu neuroscience itu termasuk ilmu bagaimana caranya otak bekerja," terang Dr. Ryu saat dialog.
Dipandu MC Alit Jabang Bayi, emosi yang sering membajak rasionalitas menjadi topik pembuka dalam acara tersebut. Berikutnya, hadir perbicangan mengenai dikotomi benar salah dan baik buruk.
Perbincangan makin hangat ketika masuk dalam topik berikutnya, yakni tentang percintaan. “Pada saat seseorang, laki-laki terutama, jatuh cinta, itu jauh dengan apa yang namanya bahagia. Turu ora iso, mangan ora enak, bahagiamu neng endi? (Tidur tidak bisa, makan tidak enak bahagiamu di mana),” kata Dr. Ryu.
Ia menambahkan, pada saat seorang laki-laki jatuh cinta, otak rasionalnya mati. Begitu pula perempuan, menjadi tidak rasional ketika sedang jatuh cinta. Ia mencontohkan, perempuan, saat jatuh cinta, lebih mempercayai laki-laki yang baru dikenalnya selama dua minggu ketimbang orangtuanya.
Namun jika otak rasional jalan terus, manusia sudah punah. Jika manusia itu rasional, lanjutnya, ia tak mau punya anak.
“Memangnya punya anak itu nggak sengsara apa? Punya obligasi, punya kewajiban? Biaya tinggi. Kalau dipikir-pikir itu ya lebih enak nggak punya anak, kalau rasional. Cuma, kita ini adalah organisme emosi,” paparnya.
Sementara itu, Tedi Irawan, chief operation CSF, mengatakan, CSF adalah yayasan yang bertujuan membuat index kebahagiaan bangsa Indonesia meningkat, lewat berbagai kegiatan seperti literasi, seminar online dengan berbagai topik.
“Semua aspek yang ringan dan menyentuh kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia, kita angkat, kita obrolin, tapi fakta-fakta tentang otak manusia di dalam aspek tersebut disampaikan Dr. Ryu,” kata Tedi kepada Gudegnet, Jumat (20/11).
Tedi menambahkan, dalam perbincangan kali ini pihaknya bertujuan agar anak muda lebih aware bahwa emosi sering membajak rasionalitas.
“Jadi bahasa kerennya lebih mindful, lebih sadar. Aku begini karena ini. Kalau bisa didefinisikan, sebuah masalah itu kan biasanya lebih mudah diatasi. Jadi mereka nanti hidupnya lebih nyaman, lebih free, lebih ngerti orang lain,” paparnya.
Kirim Komentar