Gudeg.net - Suasana adem langsung terasa begitu sampai di Perdipe Coffee, Jalan Kabupaten no 77, Nogotirto, Gamping, Sleman, Yogyakarta. Menuju pintu masuk, pengunjung akan melewati tumbuh-tumbuhan.
Pada bagian dalam, ada beberapa set meja kursi yang nyaman untuk santai ataupun berbincang. Tersedia juga stop kontak sehingga bisa digunakan untuk mengerjakan tugas.
Perabot di bagian dalam memberi kesan vintage. Masing-masing set meja kursi memiliki desain yang berbeda.
Perdipe khusus menyediakan kopi robusta. "Coffee shop ini hanya menjual hasil kebun sendiri, dari hulu sampai hilir, kita pegang sendiri semua," kata Valen, salah satu owner, kepada Gudegnet, Rabu (16/12). Nama coffee shop ini diambil dari nama dusun kebun kopi tersebut berada, yang terletak di Sumatera Selatan.
Valen menambahkan, Perdipe Coffee ingin mengenalkan kepada konsumen bahwa kopi robusta tak melulu pahit. Jika diolah dengan pemetikan, proses pascapanen, roasting, penyajian, dengan kualitas yang baik, kopi robusta bisa memiliki rasa yang kompleks seperti rasa buah, manis, asam.
Beberapa menu kopi yang biasa ditulis dalam Bahasa Inggris, di tempat ini ditulis dalam Bahasa Indonesia, seperti Kopi Susu, Susu Kopi, Kopi Saring (V60), Kopi Hitam (Americano). Ada pula Vietnam Drip, dan menu nonkopi seperti Matcha, Red Velvet, dan yang lainnya. Harga minuman berkisar Rp 12.000-Rp 30.000.
Awalnya, tempat ini tak dikonsep untuk menjadi coffee shop, namun untuk produksi kopi. "Awalnya orang ngopi gratis, belum ada ekspresso, manualan. Kalau suka kopinya silakan beli produknya," tutur Valen.
Dengan konsep kopi gratis seperti itu, ternyata membuat konsumen sungkan. Akhirnya dibuatlah coffeeshop ini.
Saran dari konsumen untuk menambah makanan kecil pun kemudian ia turuti, dan kini tersedia singkong, kentang, hingga garlic.
Namun saran untuk menambah makanan berat sengaja tak ia penuhi. "Nanti berubah konsepnya, bukan coffee shop tapi resto," katanya. Ia ingin mempertahankan Perdipe sebagai tempat ngopi para penggemar kopi.
Perdipe juga menyediakan kopi dalam kemasan 250 gr dan 100 gr, dengan harga masing-masing Rp 135.000 dan Rp 60.000. Ada juga kemasan drip bag, kopi yang dikemas dalam kertas filter dan dapat disajikan dengan cepat. Kopi drip bag dijual seharga Rp 25.000.
Di bagian bar, terdapat kalimat yang cukup menarik, "Sebuah sejarah untuk secangkir kopi". Rupanya hal ini berkaitan dengan kebun tempat kopi berasal, yang merupakan kebun turun temurun, sejak zaman penjajahan.
“Biji kopi yang kami gunakan juga biji kopi robusta yang sudah lampau, kecil-kecil. Makanya rasanya beda. Sampeyan biasa minum robusta atau kopi item, pasti bisa bedain," ujar Valen. Perdipe Coffee buka setiap hari pukul 15.00-23.00.
Kirim Komentar