Gudeg.net - Mahasiswa prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni UNY melakukan penelitian tentang klasifikasi dongeng nusantara berdasarkan unsur instrinsik sebagai media penguatan karakter nasionalisme anak.
Mereka adalah Angger Gilang Praditama, Resmardian Fathi Shafarizki dan Luailik Mushoffa.
Keberagaman dongeng yang ada di Indonesia dinilai dapat dijadikan sarana untuk mengantarkan anak usia dini pada karakter nasionalisme.
Angger Gilang Praditama mengatakan penelitian ini berfokus mengklasifikasi dongeng nusantara bedasarkan tema dan latar tempat.
Sementara itu Resmardian Fathi mengatakan, obyek penelitian ini adalah 92 dongeng dari seluruh Indonesia. “Kami melakukan analisis terhadap tema dan latar dongeng yang terdapat dalam buku dongeng Nusantara” papar Resmardian, dikutip dari laman uny.ac.id, Senin (21/12).
Dongeng yang diteliti berasal dari Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, dan Papua. Luailik Mushoffa menjelaskan dari 92 dongeng yang dianalisis diketahui bahwa 11% tema yang ditemui adalah tentang kerukunan, disusul dengan tema toleransi sebanyak 3% dan tema tanggungjawab sebanyak 1%. Dari latar tempat, 47% berada di Pulau Sulawesi, 16% dari Pulau Sumatera, 14% dari Pulau Kalimantan, 13% dari Pulau Jawa, dan 10% dari Pulau Papua.
Setelah melakukan analisis, para mahasiswa melakukan klasifikasi dongeng-dongeng yang dapat meningkatkan karakter nasionalisme pada anak, yaitu dongeng-dongeng yang memiliki tema toleransi, kerukunan, dan tanggung jawab.
Dari klasifikasi yang dilakukan, terpilih 14 judul dongeng dari 5 tempat yang ada. Adapun judul dongeng yang telah melalui proses analisis dan termasuk kategori dongeng yang dapat meningkatkan karakter nasionalisme adalah ‘Sang Danding Anak Janda Miskin’, ‘Si Kelingking’, ‘Bujang Jambi’, ‘Tun Telani, Kecerdikan Seekor Penyu’, ‘Hikayat Si Buta Jadi Raja’, ‘Lakina Jawa’, ‘Kera dengan Jin Beringin’, ‘Putri Junjung Buih’, ‘Putri Tadampalik’, ‘Terjadinya Air Garam Di Yiwika’, ‘Kampung Berbentuk L’, ‘Hilangnya Kampung Kewoyo’ dan ‘Terbentuknya Kampung Tablanusu’.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu orang tua dan guru dalam memilih dongeng yang akan diberikan kepada anak, khususnya dongeng yang mengandung unsur nasionalisme.
Kirim Komentar