Gudeg.net - Tim pengabdian masyarakat (Abdimas) UAJY melakukan serah terima merek Desa Wisata Tinalah, Kulonprogo, yang telah terdaftar dan bersertifikat Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) pada Minggu (24/1).
Abdimas ini dilatarbelakangi kehadiran Yogyakarta International Airport (YIA), yang diharap mampu menjadi daya ungkit pengembangan sosial ekonomi di sekitar bandara. Desa wisata di sekitar YIA menjadi destinasi wisata yang mulai banyak dikunjungi oleh turis dalam dan luar negeri.
Pengelola destinasi wisata dinilai masih membutuhkan pengembangan kapasitas dan ekonomi kreatif. Hal ini dapat dicapai melalui program pelatihan untuk pembuatan ikonisasi brand produk pendukung, agar terjadi pengembangan bisnis di desa wisata.
Desa Wisata Tinalah cukup menyadari pentingnya sebuah brand. Meskipun sebelumnya belum memiliki ikon dan logo resmi serta merek terdaftar dan bersertifikat HAKI, namun pariwisata di Dewi Tinalah sudah cukup berkembang.
Hal ini menunjukkan potensi desa wisata tersebut. Jika Dewi Tinalah membangun merek komersial, maka Dewi Tinalah akan semakin dikenal kekhasan dan potensinya.
"Kami mengharapkan dengan adanya HAKI atas merek desa wisata, kreativitas dapat ditingkatkan, sebab mereka sudah memiliki dasar dari aset desa yakni sebuah merek bernama Dewi Tinalah," kata Dr. Victoria Sundari Handoko, M.Si, salah satu anggota tim pengabdian.
Sundari menambahkan, hal lain yang menjadi perhatian adalah adanya potensi hak/ klaim atas kepemilikan nama Desa Wisata Tinalah oleh pihak swasta atau pihak lain yang tidak memiliki hubungan dengan Desa Wisata Tinalah.
Branding antara lain dilakukan dengan menghadirkan ikon "Mbak Dewi". Dr. Desideria Cempaka Wijaya Murti, M.Si yang juga anggota tim pengabdian mengatakan, "Mbak Dewi" menjadi ikon bagi desa agar lebih atraktif. "Ikon ini nantinya bisa dipakai untuk berbagai merek produk-produk desa dan pengembangan aplikasi teknologi Dewi Tinalah ke depan," kata Desideria.
Desa Wisata Tinalah merupakan desa wisata yang terletak di kawasan Sungai Tinalah dan Pegunungan Menoreh yang memiliki konsep penyatuan alam dan nilai-nilai budaya. Nama Desa Wisata ini diambil dari nama sungai tersebut.
Kirim Komentar