Gudeg.net- Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyatakan adanya kemunculan dua kubah lava baru di puncak Gunung Merapi.
“Kemunculan dua kubah lava baru hampir bersamaan ini, adalah kejadian yang pertama kalinya pada Merapi namun belum menjadi ancaman bagi masyarakat,” ujar Kepala BPPTKG, Hanik Humaida dalam keterangan persnya di akun youtube BPPTKG, Senin (8/2).
Munculnya dua kubah lava secara bersamaan ini merupakan dampak dari erupsi yang terjadi pada akhir bulan Januari 2021 lalu. Dua kubah lava baru terletak di arah timur dan tenggara dari puncak Merapi dan mengarah ke bukaan Kali Gendol.
Hanik menjelaskan, hingga saat ini laju pertumbuhan dua kubah lava tersebut cenderung sangat lamban dengan volume pertumbuhan kubah yang kecil.
“Ke dua kubah pertama kali teramati tanggal 4 Februari 2021, dan pertumbuhannya tidak begitu cepat, tidak seperti kubah di Barat Daya. Masih terus butuh pengamatan lebih lanjut,” jelasnya.
Ia menambahkan, dua kubah lava baru tersebut masih berada dalam satu area dengan kawah Merapi dan bukan kawah atau kepundan yang baru.
“Ke dua masih dalam satu area kawah utama. Satu menembus kubah 1997 dan satunya lagi menembus kubah lava yang berada di tengah kubah lava saat ini, kubah 2020,” tambahnya.
Dengan data yang ada, Hanik menyimpulkan, dua kubah baru belum menjadi ancaman bagi masyarakat yang berada di daerah ancaman bahaya erupsi Merapi.
“Walaupun terdapat kubah baru namun ancaman atau potensi bahaya berupa guguran lava pijar, awan panas guguran, belum cukup mengkhawatirkan bagi masyarakat,” kata Hanik.
Hanik mengungkapkan, pihaknya akan terus memantau dengan melakukan asesmen atau penilaian potensi bahaya di dua kubah lava tersebut.
“Kami telah mencoba mengamati dua kubah tersebut namun cuaca belum mendukung untuk dapat mengukur volume dan seberapa besar pertumbuhannya,” ungkapnya.
BPPTKG tetap mengimbau warga untuk tetap meningkatkan kewaspadaan atas potensi ancaman bahaya erupsi Merapi.
“Karena kubah baru ada di tenggara maka di wilayah itu harus lebih waspada namun tidak perlu panik, terus ikuti informasi perkembangan yang berasal dari instansi terkait,” imbau Hanik.
Kirim Komentar