Gudeg.net- Gunung Merapi mulai mengeluarkan asap solfatara dengan tinggi kolom yang bervariasi dalam beberapa hari belakangan ini.
Menurut keterangan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), keluarnya asap solfatara dari puncak Merapi merupakan hal biasa.
“Keluarnya asap solfatara merupakan fenomena yang sering terjadi pada Gunung Merapi dan mulai terjadi teramati sejak Jumat 19 Februari 2021, pagi hari,” tulis salah satu admin pada grup whatsapp Media Merapi BPPTKG, Minggu (21/2).
Dalam keterangan tersebut disebutkan, asap solfatara pertama yang keluar pada Jumat (19/2) dengan tinggi kolom sekitar 400 meter di atas puncak dan Sabtu (20/2) pagi dengan tinggi kolom 50 meter.
“Untuk hari ini, asap solfatara juga keluar dengan tinggi kolom sekitar 50 meter dari puncak, berintensitas sedang hingga tebal dan mengarah ke arah Tenggara,” jelasnya.
Fenomena keluarnya asap solfatara sering terjadi pada gunung api aktif dan biasanya asap berwarna putih dengan intensitas yang berbeda. “Solfatara yang keluar dari puncak Merapi menunjukkan komposisi gas yang dominan adalah uap air,” tuturnya.
Selain fenomena asap solfatara, fenomena lava pijar juga mulai sering terjadi kembali dalam beberapa hari ini dan dominan teramati pada malam hari.
Dari pantauan Gudegnet di Lapangan Kali Boyong, Pakem, Sleman, mulai Sabtu (20/2) malam hingga Minggu (21/2) pagi hari, Merapi telah mengeluarkan puluhan guguran lava pijar dengan jarak luncur yang cukup jauh.
Menurut laporan harian perkembangan aktivitas Gunung Merapi BPPTKG, periode pengamatan Sabtu (20/2) pukul 18.00-24.00, guguran lava pijar terjadi sebanyak 10 kali dengan jarak luncur maksimunm 1.000 meter ke arah barat daya.
“Minggu (21/2) periode pengamatan puklul 00.00 hingga 06.00 WIB, telah terjadi 11 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal 1.000 meter dan tetap mengarah ke arah barat daya,” ujar Heru Suparwaka dalam laporannya, Minggu (21/2).
Kirim Komentar