Gudeg.net - Di omah kopi Omah S'dulur, pengunjung tak sekadar menyesap kopi nikmat. Suasananya nyaman, seperti di rumah sendiri. Ada sajian kopi tubruk, juga menu khas dari kedai kopi ini, kopi durian.
Kedai kopi ini berlokasi di Jalan Prof. dr. Sardjito 8a. 'Omah Kopi Omah S'dulur Tradisi Ngopi Sebenarnya'. Begitu tulisan yang ada di bagian depan kedai ini.
Sasongko (60), pemilik, mengatakan, ia mengangkat konsep tradisional dan hanya menyajikan satu metode penyajian, yakni tubruk. Tagline 'Tradisi ngopi sebenarnya' mengacu pada metode penyajian tersebut.
"Saya berpikir bahwa pola penyajian kopi yang paling dasar itu adalah dengan metode tubruk," kata Pak Sas, begitu ia biasa disapa, kepada Gudegnet, pekan lalu.
Meski tak terlalu luas, pengunjung bisa ngopi dan berbincang dengan nyaman di kedai ini. Pak Sas selalu menyapa para tamu, membangun suasana hangat.
"Salah satu patokan saya, manusia itu lebih suka kalau dalam Bahasa Jawa diaruhke, walaupun sepintas," katanya.
Ia memang menyediakan diri untuk menjadi pendengar, menjadi teman berbincang tentang berbagai hal.
Tak heran, ia mempunyai banyak pengunjung setia. Rata-rata pengunjung merasa seperti di rumah sendiri. Tak sedikit pengunjung yang semasa kuliah sering ngopi di kedai ini, kemudian kembali lagi setelah lulus dan berkeluarga.
Omah Kopi sendiri mulai buka sejak tahun 2010. Kedai ini bermula dari kesukaannya menyesap kopi sejak kuliah. Ketika masih bekerja di sebuah instansi, ia berkesempatan mengunjungi berbagai daerah dan mengenal kopi yang berbeda-beda.
Sejak masih berusia 30-an, Pak Sas berkeinginan untuk memiliki usaha sendiri. Ia sering mendengar cerita tentang seseorang yang merasa kesepian setelah pensiun.
Dengan membuka kedai ini, menurut Pak Sas, ia bisa membangun interaksi sosial yang kontinu. Pelanggannya berasal dari rentang usia dan latar belakang yang berbeda. "Jadi colourful hidup saya, lebih berwarna," katanya.
Sebelum pandemi, ia sempat menyajikan sekitar 18 origin. Bahkan, pernah pula ia menawarkan 30 origin. Di masa pandemi ini, kedai tersebut sementara hanya menyediakan dua varian robusta, dua varian arabica, dan kopi durian.
Hal ini, kata Pak Sas, merupakan strategi untuk menyikapi kondisi kontraksi dunia usaha akibat pandemi. "Rencananya, bila kondisi sudah normal atau terkendali, akan kembali beroperasi seperti semula," katanya.
Biji kopi yang ia sajikan berganti-ganti agar pengunjung tak merasa bosan, sementara kopi durian yang menjadi primadona di Omah Kopi sejak lama tetap ia pertahankan. Menu yang hadir pada 2011 tersebut adalah racikan Pak Sas, bermula dari obrolannya dengan seorang tamu.
Pak Sas mempersilakan tamu untuk membeli makanan di luar. Di seberang kedai, antara lain ada penjual nasi goreng dan sate kambing. Omah Kopi Omah S'dulur buka Senin-Sabtu pukul 18.00-24.00.
Kirim Komentar