Gudeg.net-Kompetisi pengusaha muda yang diselenggarakan oleh Fisipol UGM bekerja sama dengan PT Visitama Tujuh Belas yang tercakup dalam suatu wadah bernama Soprema (Socio Preneur Muda) tahun ini memasuki usianya yang ketiga.
Salah satu rangkaian kegiatan Soprema yang banyak diminati adalah Birema (Bincang Sociopreneur Muda) yaitu kegiatan diskusi rutin yang memfasilitasi ruang dialog antara pegiat kewirausahaan sosial (socioprenuer), sivitas akademik, dan masyarakat umum. Setiap bulannya Birema selalu mengangkat tema yang berbeda, dan pada bulan Agustus ini Birema mengangkat tema “Sociopreneur Muda: Merdeka Ala Millenial”.
Diskusi kali ini Birema menghadirkan pembicara Igantius Prasetyadi, salah satu pakar kopi dan pemilik dari Omah Kopi Menoreh. Diskusi yang diselenggarakan di Digilab Fisipol UGM pada Jumat (24/8) diikuti oleh media, mahasiswa, dosen dan masyarakat umum.
Prasetyadi atau disapa Tyo banyak berbagi pengalaman dalam diskusi kali ini.Tyo menjelaskan Omah Kopi Menoreh muncul karena keresahan yang muncul di hatinya, karena banyaknya orang yang tidak mengetahui tentang adanya kopi enak yang berasal dari Kulonprogo.
Dalam penjelasannya Tyo mengungkapkan pengembangan suatu usaha tidak hanya berdasar profit namun juga melingkupi keadaan masyarakat setempat. “Pada awalnya petani menoreh hanya menjual hasil panen ke pabrik saja tanpa diolah,” jelasnya.
Setelah bertatap muka dan berdiskusi dengan Dukuh Dlingo yang melibatkan para petani kopi, munculah Omah Kopi Menoreh selain membeli kopi juga menyediakan roaster sehingga harga kopi bisa bersaing dengan yang lainnya. Selain itu Omah Kopi berusaha menjadi pendamping petani kopi yang berada di perbukitan Menoreh.
Tyo menambahkan, di awal usahanya hanya menjual kopi saja namun begitu melihat banyaknya potensi alam yang bisa dikembangkan seperti teh,cengkeh dan lainnya, maka Tyo bersama teman-temannya berusaha untuk mengembangkan potensi alam tersebut.
Dengan pertimbangan hal tersebut, usaha yang awalnya bernama Omah Kopi Menoreh kemudian berganti menjadi Menoreh Hills Sentosa. Bahkan Tyo juga berusaha mengenalkan kepada masyarakat akan ramah lingkungan, misal dengan tidak menggunakan sedotan, plastik sekali pakai dan yang lainnya. Dia berusaha mengganti barang-barang tersebut dengan menggunakan filter bambu.
Birema yang merupakan rangkaian agenda Soprema UGM 2018 diharapkan mampu mewujudkan kontribusi positif dunia akademik dalam menyelesaikan persoalan sosial yang dihadapi pemuda Indonesia. Soprema UGM 2018 juga diharapkan mampu menjadi medium untuk mendorong penciptaan dan pengembangan ide gagasan pemuda dalam mewujudkan kesejahteraan di Indonesia.
Kirim Komentar