Gudeg.net- Setelah sempat melandai beberapa hari lalu, hari ini, Rabu (17/3) Gunung Merapi kembali menunjukan peningkatan aktivitasnya.
Hal tersebut terlihat dari laporan harian perkembang Gunung Merapi yang diterbitkan oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) DIY.
“Hingga pagi ini, Rabu (17/3) pukul 06.00 WIB Merapi alami 17 kali guguran lava pijar dan 43 kali gempa guguran. Sedikit meningkat dari hari sebelumnya,” ujar tim penyusun laporan Gunung Merapi BPPTKG, Heru Suparwaka di grup whatsapp Media Merapi, di hari yang sama.
BPPTKG mencatat, ke-17 guguran lava pijar tersebut berjarak luncur maksimum sekitar 1.200 meter mengarah ke barat daya. Selain itu, beberapa hari ini puncak Merapi juga terus mengeluarkan kepulan asap solfatara dengan tinggi kolom maksimum 100 meter.
“Kepulan asap solfatara sempat mencapai 100 meter namun hari ini hanya sekitar 50 meter, terlihat keluar mengepul dari puncak Merapi,” jelasnya.
Sementara itu, data lengkap laporan harian perkembangan Merapi periode pengamatan pukul 00.00-06.00 WIB tercatat 43 kali gempa guguran beramplitudo 2-27 milimeter durasi 9-76 detik, gempa hembusan satu kali beramplitudo 3 milimeter durasi 9 detik.
Sedangkan untuk gempa fase banyak terjadi satu kali beramplitudo 3 milimeter dengan durasi 11 detik dan gempa tektonik jauh sebanyak satu kali beramplitudo 2 milimeter dengan durasi 71 detik.
Hingga saat ini, Gunung Merapi masih berstatus Siaga (level III) sejak ditetapkan pada 5 November 2020. BPPTKG tidak merekomendasikan segala bentuk aktivitas di sekitar lereng Merapi dan mengimbau untuk menjaga aman jarak radius 5 Km dari puncak..
Potensi bahaya Merapi saat ini berupa guguran lava pijar dan awan panas guguran mengarah ke sektor selatan dan barat daya meliputi Sungai Kuning, Bedog, Krasak, Bebeng dan Kali Putih.
Kirim Komentar