Gudeg.net- Tokoh pewayangan Semar saja harus memakai kantung oksigen ketika ia mau bernapas karena oksigen di langit dan bumi sudah tidak lagi bagus.
Sementara itu, sejumlah lebah yang biasanya mengisap sari bunga dengan bebas tidak dapat lagi mengisap putik bunga karena hasil serbuk sarinya tidak lagi bagus.
Dan hal itu dampak dari pencemaran udara sudah sangat buruk, belum lagi ditambah dengan gas karbon pembuangan kendaraan di Yogyakarta juga sudah sangat menggangu.
Itulah sepenggal cerita dari sebuah karya seni lukis dinding atau mural yang berlokasi di Kampung Demakan Lama, Yogyakarta.
Mural yang digagas oleh Komunitas Jogja Bike dan Pemuda Harapan Pemudi Kampung Demakan ini mengangkat tema perubahan iklim yang saat ini sedang menjadi perbincangan dunia.
“Kami ingin menampilkan betapa buruknya kualitas udara yang saat ini terjadi dunia, terlebih saat ini polusi udara sudah sangat mengganggu. Tidak hanya kehiduapn manusia, bahkan hingga hewan,” ujar seniman mural #JogjaLebihBike Faisal Aditya di lokasi pembuatan mural di Jalan Wiratama, Demakan Lama, Tegalrejo, Kamis (25/3).
Faisal menuturkan, tokoh pewayangan Semar digambarkan menggunakan kantung oksigen saat hendak turun ke bumi namun ia harus membawa persediaan tabung berisi oksigen sendiri.
Sementara itu, kawanan lebah digambarkan sebagai penyeimbang ekosistem berperan penting dalam reproduksi tumbuhan juga merasa kesulitan bernafas dan harus memakai masker oksigen.
“Sekiranya Semar dan lebah saja sudah kesulitan bernapas hingga harus membawa oksigen sendiri, bagaimana dengan manusia? Tapi itulah situasi udara kita saat ini,” tuturnya.
Mural pada media dinding sepanjang 12 meter ini juga menggambarkan moda transportasi Yogyakarta melintasi Tugu Pal Putih dengan kecepatan tinggi dan hampir menabrak pengendara sepeda.
Gambar tersebut menurut Faisal sebagai sindirian sosial tentang apa yang sebenarnya terjadi di Yogyakarta selama ini.
“Kami ingin menyentil keseharian Kota Yogyakarta yang sangat penuh dengan emisi asap knalpot kendaraan yang berlebihan. Sementara itu pengendara sepeda hanya bisa mengalah,” ungkapnya sambil tersenyum.
Dengan mural ini diharapkan dapat memberikan dampak baik bagi perubahan iklim terutama di Kota Yogyakarta.
“Kami hanya bisa melakukan ini, dan semoga saja pihak yang berwenang seperti Pemerintah dapat membuat solusi agar polusi udara menjadi lebih baik. Dan membiasakan untuk menggunakan sepeda, bila tujuan tidak terlalu jauh,” harapnya.
Kirim Komentar