Gudeg.net–Banyak pelaku bisnis, terutama bidang jasa, yang sering menunjukkan karyawan maupun dirinya sendiri melakukan tes swab antigen mandiri sebagai bukti bisnisnya cermat menjalani prokes.
Namun, ternyata menggunakan tes swab antigen sendiri tidak dianjurkan. Ini alasan yang diberikan Kementerian Kesehatan.
#1 Kesalahan Hasil Pemeriksaan
Kesalahan dalam pengambilan sampel pemeriksaan dapat memberikan hasil yang tidak tepat.
#2 Meningkatkan Potensi Penularan Covid-19
Jika pengambilan sampel dilakukan sendiri, kemungkinan besar tidak menggunakan APD yang dapat melindungi diri dari paparan virus.
#3 Pendarahan
Ada risiko pendarahan jika penanganan salah dan tangkai swab mengenai pembuluh darah.
#4 Patah dan Tertelan
Bagi yang memiliki bentuk hidung yang bengkok atau abnormal, jika yang melakukan swab tidak memahami struktur tersebut ada risiko batang swab patah lalu tertelan.
Selain risiko yang disebut di atas, tes rapid antigen harus memenuhi salah satu dari kriteria berikut;
- Memenuhi rekomendasi Emergency Used Listing (EUL) Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO).
- Memenuhi rekomendasi Emergency Used Authorization (EUA) US-FDA.
- Memenuhi rekomendasi European Medicine Agency (EMA) Produk RDT-Ag lain dengan sensitivitas lebih dari atau sama dengan 80 persen dan spesifisitas lebih dari atau sama dengan 97 persen.
- Produk harus dievaluasi setiap tiga bulan oleh Litbang Kemenkes.
Kirim Komentar