Gudeg.net—Dalam rangka mangayubagya Tingalan Jumenengan Dalem Sri Sultan Hamengku Buwono X, Pameran Temporer Bojakrama digelar sejak 2 April hingga 27 Juni 2021 di Kompleks Kedhaton.
Bojakrama adalah pasamuan ageng menyambut tamu kehormatan dalam prosesi upacara yang lengkap. Kedatangan para tamu ini disambut dengan alunan lagu tematik yang didominasi musik tiup dan perkusi oleh Abdi Dalem Musikanan di Gedhong Musik Mandalasana.
Pada saat santap malam, tamu akan disuguhi pertunjukan beksan bedhaya atau srimpi.
Dalam pameran ini, pengunjung disuguhkan berbagai koleksi peralatan makan dan minum yang digunakan untuk jamuan, informasi mengenai jamuan, hingga berbagai aturan protokoler yang menyertainya.
Ada berbagai macam koleksi peralatan makan dan minum yang terbuat dari perak, porselin hingga kristal koleksi Keraton Yogyakarta.
Setidaknya ada 60 set koleksi yang akan diperlihatkan untuk Pameran Bojakrama kali ini. Selain itu, ada pula cerita mengenai perjamuan kenegaraan di Keraton Yogyakarta yang digambarkan dengan foto dan ilustrasi sebagai pelengkap.
“Bojakrama menandai bahwa ada proses akulturasi antara budaya Jawa dengan budaya Belanda yang juga membawa beragam jenis masakan dan pernak-pernik peralatan makannya,” ujar Sri Sultan Hamengkubuwono X saat pembukaan Pameran Temporer Bojakrama yang disiarkan di YouTube hari Jumat (2/4) pukul 18.30 WIB.
Ia berkata, meski terasa atmosfir Belandanya, tetapi dari kacamata orang Belanda sendiri, kebanyakan mereka kurang mengenal tradisi ini.
Jamuan ini dahulu hanya terbatas sajian untuk para Sultan yang bertahta, kini sudah bisa dinikmati, baik secara virtual, maupun langsung dengan kunjungan wisata yang dipesan terlebih dulu, dan terbuka untuk publik yang berminat.
Tradisi jamuan di Yogyakarta setelah pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono I (1755-1792) terus berkembang.
Puncaknya pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono VIII yang ditandai dengan munculnya istilah rijsttafel, yaitu sajian makan nasi yang dihidangkan secara spesial.
Berbagai sajian dalam jamuan tidak terbatas pada kuliner maupun kudapan, tetapi juga protokol yang menyertainya.
Dahulu, sering diadakan jamuan bergaya Eropa di Bangsal Manis dengan menu ala barat disertai dengan seni pertunjukan sebagai bagian dari ritual kenegaraan.
Pameran Bojakrama akan diikuti dengan berbagai acara edukasi, seperti Sudut Kurator yang membahas mengenai koleksi perlengkapan makan dan minum Keraton Yogyakarta secara daring melalui zoom.
Ada pula Virtual Tour yang akan mengajak berkeliling ke tempat-tempat penting yang pernah digunakan untuk perjamuan di Keraton Yogyakarta.
Selain itu, juga akan ada Workshop Minum Teh, di mana setiap peserta yang mengikuti akan dikirimkan teh dan berinteraksi secara langsung melalui zoom meeting sesuai jadwal yang telah ditentukan.
Akan ada juga Pentas Musikan Mandalasana yang akan disiarkan melalui kanal YouTube Kraton Jogja.
Pameran Bojakrama dapat disaksikan Selasa-Minggu pukul 08.00-14.00 WIB (terakhir membeli tiket pukul 13.00 WIB), dan Jumat-Minggu pukul 11.00-17.00 WIB selama bulan puasa dengan membayar tiket masuk Rp20.000.
Kirim Komentar