Gudeg.net-Jika bayi Ibu sering menangis dan berteriak di sekitar wajah yang tidak ia kenal, ia mungkin mengalami stranger anxiety. Kondisi ini cukup umum dialami bayi. Pelajari cara mengatasi kondisi ini sesuai yang dilansir Parents.
Kebanyakan bayi memang tidak nyaman dan rewel di sekitar orang baru atau wajah yang tidak familier. Reaksi ini normal, bahkan menunjukkan perkembangan intelektual sedang berlangsung.
"Ini berarti bayi bisa membedakan orang yang dekat dengannya dan orang yang tidak dia kenal," kata Lu Hanessian, penulis "Let the Baby Drive: Navigating the New Road of Motherhood".
Sebenarnya, ini keadaan yang tidak berbahaya. Namun, jika orang tua bekerja, akan sangat repot meninggalkan anak yang mengamuk saat dititipkan di day care atau babysitter.
Stranger anxiety bisa menjadi tanda keterikatan yang sehat dengan sosok pengasuh. Hal ini penting untuk perkembangan emosional anak.
Untuk meredakan ketakutan bayi dan meminimalisir reaksi buruk, perkenalkan dia dengan perlahan kepada orang-orang baru. Jika bayi tidak merespon dengan baik pada orang baru, jelaskan dengan sopan kepada orang tersebut bahwa bayi perlu waktu untuk "pemanasan".
Biarkan orang tersebut berbicara kepada bayi saat dia berada di pangkuan atau di pelukan Ibu atau Ayah. Bayi akan belajar dari suara dan sikap bahagia Ibu dan Ayah bahwa orang baru ini tidak berbahaya.
Bersabarlah jika proses ini memakan waktu. Seperti halnya orang dewasa, bayi memiliki temperamen dan tingkat pergaulan sendiri-sendiri. Biarkan dia berteman sesuai dengan keinginannya sendiri. Jangan pernah memaksa bayi untuk bersama orang baru jika bayi tidak mau karena dapat mengakibatkan trauma.
Jika harus meninggalkan bayi di rumah dengan kakek/nenek/atau keluarga lain yang belum terlalu dikenal bayi, jangan lakukan mendadak. Luangkan waktu beberapa saat agar bayi nyaman dengan wajah baru tersebut. Jangan pernah pergi diam-diam saat anak tidak melihat.
"Jika bayi Anda berbalik dan Anda tidak ada di sana, dia akan merasa tidak bisa mempercayai Anda, ini akan meningkatkan kecemasannya," kata Doktor Nelson, psikolog anak di Montclair, New Jersey.
Kirim Komentar