Gudeg.net- Matahari belum muncul di ufuk timur namun gema takbir tidak berhenti dikumandangkan oleh warga Pedukuhan Grogol Sembilan Gumuk Pasir, Desa Parangtritis, Kecamatan Kretek.
Satu persatu warga berdatangan membawa perlengkapan untuk melaksanakan salat Idulfitri 1442 Hijriah tahun 2021.
Mulai dari orang tua, orang dewasa hingga anak-anak dari satu dusun yang terdiri dari empat RT berjalan menelusuri jalan setapak sedikit menanjak untuk sampai lokasi salat.
Tapi hal tersebut tidak menyurutkan rasa kebersamaan dan kekeluargaan di antara mereka, terlebih ini adalah Lebaran, momen di mana setahun sekali salat berjamaah di padang pasir.
“Idulfitri pada awal pandemi, kami salat Id di masjid dusun, tapi sekarang kembali ke gumuk pasir ini. Di sini biasanyanya kami salat berjamaah baik Idulfitri maupun Iduladha,” ujar Kepala Dukuh Desa Grogol Sembilan Kamrihadi di lokasi salat Id, Kamis (13/4).
Untuk informasi, gumuk pasir yang dipakai oleh warga salat id ini bukan termasuk Gumuk Pasir yang berada dalam wewenang Pemerintah Kabupaten Bantul, melainkan tanah pertanian warga.
Dahulu lahan tersebut ditanami sejumlah tanaman pertanian seperti palawija dan lain-lain namun lama-lama pasir terbawa angin dan menutup lahan menjadi sabana pasir Parangtritis.
“Lahan ini sebenarnya tegal pasir dan milik warga, bukan bagian dari gumuk pasir milik pemerintah makanya kami tetap salat id walaupun salat id di Gumuk Pasir ini ditiadakan oleh pemerintah,” jelasnya.
Salat Id dimulai pada pukul 07.00 WIB dan diikuti oleh sekitar 300an warga. Pihak panitia juga membagi jarak cukup jauh antara pria dan wanita dengan menggunakan tali rafia.
Suasana khusuk, dan tenang sangat terasa ketika salat id sudah dimulai. Cuaca tidak terlalu panas, angin berhembus pelan menambah suasana salat id semakin damai.
Salat tidak berlangsung lama hanya sekitar 6-8 menit dan dilanjutkan dengan khutbah oleh Kamrihadi yang juga menjabat Ketua Takmir Masjid Malulana Maghribi Grogol Sembilan.
Dalam khutbahnya Kamrihadi mengimbau kepada warga untuk selalu menjaga kesehatan dan menjalannkan perintah untuk protokol kesehatan terlebih di saat perayaan Idulfitri
Salat Idulfitri kali ini, warga Grogol cukup ketat dari segi protokol kesehatan. Warga yang wajibkan untuk memakai masker, mencuci tangan, alur datang dan pulang warga dibuat satu pintu dan seluruh warga dicek suhu tubuh.
Warga yang tidak berasal dari Pedukuhan Grogol pun dilarang untuk mengikuti salat id hari ini. Bukan tanpa alasan, warga tidak ingin ada potensi penularan Covid-19 di lokasi salat id.
Kamrihadi mengungkapkan, hingga saat ini Dusun Grogol masih masuk ke dalam zona hijau bebas dari penularan Covid-19.
“Pedukuhan kami zona hijau, karena itu kami melarang warga luar dusun untuk salat di sini. Bukan apa-apa, kami hanya ingin menjaga dusun ini tetap aman dari Covid-19,” ungkapnya.
Kamrihadi berharap, dengan perayaan Idulfitri kali ini Pedukuhan yang dipimpinnya tetap seperti saat ini, tidak terjadi penularan maupun menjadi pusat penyebaran Covid-19 atau klaster.
Kirim Komentar