Seni & Budaya

Ati Segara Folklore Cinema: Mencari Benang Sejarah Melalui Sinema

Oleh : Trida Ch Dachriza / Kamis, 03 Juni 2021 10:00
Ati Segara Folklore Cinema: Mencari Benang Sejarah Melalui Sinema
Catur Wintarso, penulis sekaligus pemeran Pangeran Diponegoro dalam Ati Segara Folklore Cinema/dok. Tobong Institute

Gudeg.net—“Folklore Cinema: Ati Segara” telah diluncurkan secara virtual pada hari Minggu, 30 Mei 2021 melalui berbagai kanal daring.

Film besutan Tobong Institute bersama Mitra Seni Indonesia ini disutradarai oleh Risang Yuwono dan ditulis oleh Risang dan Catur Wintarso .

Film berdurasi 45 menit ini menceritakan kisah Pramudyawardhani, Raden Ayu Matah Ati, dan Mangkarawati. Ketiganya merupakan sosok perempuan yang memiliki peranan besar dalam peristiwa Nusantara, tetapi jarang dikenal orang.

“Kami mencoba mengangkat kisah perjuangan peranan perempuan yang selama ini tidak banyak yang mengangkat. Kisah ini sangat perlu sekali disinemakan, karena banyak nilai nilai luhur dalam kisah ini. Sebagai contoh, Pramudyawardhani sosok perempuan yang menjadi embrio prularisme di Nusantara sejak tahun 826,” ujar Catur saat berbincang dengan Gudegnet, Senin (31/5).

Menulis kisah mengenai tiga sosok yang tidak banyak diketahui orang dan minim literatur menjadi tantangan bagi Catur dalam menyelesaikan naskah.

Tak jarang, saat menemukan berbagai literatur mengenai ketiga sosok tersebut, narasinya berbeda satu sama lain.

“Kami memadukan beberapa versi tersebut dan terus mencari tafsir-tafsir baru, namun pakem-pakem kethoprak tetap kami jaga,” ujar Catur lagi.


Dok. Tobong Institute

Menurut Risang sendiri, film ini bukan merupakan kisah sejarah secara utuh, melainkan romantisisme kisah nyata. "Karena ini hanya sebuah proses pencarian sejarah itu sendiri," ujar Risang saat dihubungi Gudegnet pekan lalu.

Salah satu kesulitan dalam menulis naskah ini, cerita Catur, adalah penulisan yang berbeda bahasa. Risang menulis naskah dalam bahasa Indonesia yang puitis, sedangkan Catur dalam bahasa Jawa.

“Kalimat satra indonesia tidak bisa diterjemahkan langsung dalam bahasa jawa letterlijk atau sama persis dan itu membuat saya menemukan lagi diksi-diksi dan nilai dan keindahan sastra baru dalam medium panggung kethoprak,” katanya lagi.

Pandemi membuat industri kreatif, terutama pertunjukan, harus mencari cara baru agar tetap berkarya. Proyek Ati Segara Folklore Cinema menjadi suatu hal yang berkesan bagi Catur.

“Pentas reguler ditiadakan, sebagai seniman panggung ini merupakan jalan satu-satunya untuk mencurahkan kreasi-kreasi yang selamana pandemi ini terpendam,” ujar Catur.

Ati Segara dapat disaksikan di kanal Youtube Mitra Seni Indonesia. Versi full high definition dapat disaksikan di www.Loket.com  pada tanggal 19 Juni pukul 20.00 WIB (https://loket.com/event/premiere-ati-segara-folklore-cinema_4gFg),  serta melalui digital platform apps di www.genflix.co.id.


0 Komentar

    Kirim Komentar


    jogjastreamers

    JOGJAFAMILY 100,2 FM

    JOGJAFAMILY 100,2 FM

    JogjaFamily 100,9 FM


    SWARAGAMA 101.7 FM

    SWARAGAMA 101.7 FM

    Swaragama 101.7 FM


    SOLORADIO 92,9 FM

    SOLORADIO 92,9 FM

    Soloradio 92,9 FM SOLO


    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RetjoBuntung 99.4 FM


    UNIMMA FM 87,60

    UNIMMA FM 87,60

    Radio Unimma 87,60 FM


    JIZ 89,5 FM

    JIZ 89,5 FM

    Jiz 89,5 FM


    Dapatkan Informasi Terpilih Di Sini