Gudeg.net—Komunitas Paguyuban Sastra Budaya Jawa (Pasbuja) Yogyakarta menerbitkan majalah daring berbahasa Jawa bertajuk “Belik” pada 22 Mei 2021 lalu.
Majalah ini merupakan upaya untuk melestarikan karya sastra dan jurnalisme berbahasa Jawa. Kita dapat mengakses majalah ini melalui situs www.majalahbelik.com.
“Saya kira majalah Belik ini sangat membantu dalam membantu mangampanyekan budaya Jawa. Apalagi ini menggunakan bahasa ibu (Jawa). Kontennya juga berbicara mengenai persoalan kebudayaan secara makro, kebudayaan dalam arti yang luas,” ujar Aji Wulantara, Kepala Dinas Kebudayaan Sleman, saat diwawancarai Gudegnet di Gedung Kesenian Sleman beberapa saat lalu.
Aji, yang meresmikan rilis perdana Majalah Belik, mengatakan, kita harus terus menerus mengedukasi masyarakat melalui media agar kebudayaan dapat terjaga dengan baik.
Diakui Aji majalah ini terbit atas asas kemandirian, alias tidak dibiayai oleh Dinas Kebudayaan. Namun, ia menyanggupi untuk mengupayakan pendanaan untuk kegiatan-kegiatan budaya di masa depan yang diadakan oleh Majalah Belik.
'Belik' sendiri merupakan bahasa Jawa yang berarti sumber air. Dipimpin oleh Sutopo Sugiharto, majalah ini ingin mewadahi penulis yang karyanya tidak ditampung di media cetak arus utama/mainstream karena keterbatasan ruang.
Sutopo juga mengharapkan, Belik bisa menjadi salah satu sumber inspirasi budaya Jawa yang tiada henti, terutama bagi generasi milenial supaya tidak kepaten obor (mengalami missing link–keterputusan akar kultural) dalam ngangsu kawruh (mencari pengetahuan/mencari ilmu), sehingga budaya Jawa juga tetap lestari.
Majalah ini memiliki isi yang cukup beragam. Beberapa rubriknya antara lain; Cerita Cekak, Leledhang, Sanja Desa, dan Wesi Aji.
Bagaimana caranya berlangganan harus menghubungi siapa?
Kirim Komentar