Seni & Budaya

Majalah Besalen, Menuju Literasi-Budaya Tosan Aji Nusantara

Oleh : Mohammad Jauhar Al Hakimi / Rabu, 30 Maret 2022 08:30
Majalah Besalen, Menuju Literasi-Budaya Tosan Aji Nusantara
Edisi perdana majalah Besalen - Dok. Besalen

Gudeg.net – Bertempat di Gedung Bima Kundha Kabudayan (Dinas Kebudayaan) Pemda DIY, beberapa waktu lali Rabu (29/12/2021) siang majalah Besalen diluncurkan. Peluncuran majalah Besalen dihadiri oleh Kepala Kundha Kabudayan Pemda DI Yogyakarta, Dian Lakhsmi Pratiwi.

Dengan mengangkat tosan aji sebagai materi kontennya, Besalen mencoba mengisi kekosongan informasi khasanah tosan aji nusantara yang sebelumnya pernah dilakukan oleh dua majalah Pamor dan Keris yang pernah terbit dan menjadi salah satu rujukan tosan aji nusantara sekira 10 tahun lalu.

“Ketika itu, semua para pecinta tosan aji di Nusantara menyambut gembira karena bisa menambah pengetahuan dan menjadi media dokumentasi kekayaan budaya kita. Tapi sayangnya setelah kedua majalah tersebut tidak terbit lagi, masyarakat pecinta tosan aji kehilangan media literasi.” jelas wakil pimred Besalen Alex Luthfi R saat bincang santai dengan Gudeg.net di Saung Banon art, Rabu (23/3) siang.

Acara peluncuran majalah Besalen di Gedung Bima, Kundha Kabudayan Pemda DI Yogyakarta, Rabu Rabu (29/12/2021) - Dok. Besalen

Alex Luthfi menambahkan majalah Besalen saat ini dikelola bersama Pramono Pinunggul (Pimred), Budi Kajena, Adi Wardoyo, dan dirinya sendiri selaku wakil Pimred. Besalen berangkat dari keinginan pendirinya untuk mendirikan sebuah akademi yang bertujuan mengedukasi masyarakat tentang pengetahuan seputar tosan aji diantaranya keris dan tombak. Untuk mewujudkan mimpi tersebut pada bulan September 2021 berempat mengawali langkah dengan membuat buletin atau majalah.

“Cikal bakalnya sebenarnya sudah dibentuk lama yakni Lingkar Kajian Keris (LKK) Yogyakarta yang dibentuk pada 1 Maret 2006 oleh Pramono Pinunggul dan mendiang Andhi Ardiasto. Sejauh ini masih sebatas obrolan santai saja.” imbuh Alex Luthfi.

Alex Luthfi berharap dengan hadirnya Besalen bisa menjadi ruang edukasi dan literasi terkait tosan aji. Besalen membuka diri untuk artikel, tulisan, opini bagi masyarakat luas (para akademisi, sejarawan, wartawan, pelaku seni) untuk mau berbagi atau beribadah seni tentang tosan aji. Artikel, tulisan, opini bisa disampaikan ke redaksi majalah Besalen dengan alamat Barak II RT 03 Marogoluwih Sayegan, Sleman Yogyakarta, surel: lingkarkajiankeris@gmail.com.

“Harapannya majalah Besalen bisa menjadi media untuk berbagi, berkomunikasi dan mengembangkan kebudayaan Adhi Luhung Nusantara.” papar Alex Luthfi.

Sebagai informasi, edisi perdana majalah Besalen menyajikan pengetahuan tentang tosan aji yang bersifat umum dan belum ada tema atau tajuk utamanya. Kedepannya Besalen akan terbit secara berkala setiap tiga bulan dengan menargetkan 11 tulisan/artikel dalam setiap edisi. Penulis diberikan kebebasan dalam artikel/tulisan dalam menggunakan kajian metodologi penulisannya dengan pendekatan akademik, mitos, spiritualitas, dan juga historis.

 

Berikut petikan wawancara Gudeg.net (G) dengan Alex Luthfi R (ALR) seputar majalah Besalen

G            :  Besalen itu apa? Mengapa dipilih kata itu?

ALR       :  Aduhhhh, masak ngga tau Besalen? He he he itu kan tempat kerja pande besi! Kata Besalen berasal dari bahasa Jawa Kuno “gusali”. Yaitu tempat kerja para pande besi dalam membuat peralatan pertanian seperti pacul, arit, bendo…ya masih banyak lagi variannya. Nah… Besalen yang tadinya membuat atau memproduksi peralatan pertanian, kemudian berkembang membuat tosan aji dan dikerjakan oleh seorang empu dibantu oleh beberapa panjak. Karena Besalen itu tempat cikal bakalnya empu dalam membuat tosan aji, maka kita semua sepakat mematrikan BESALEN menjadi nama majalahnya.

 

G            :  Kapan edisi perdana diluncurkan? Terbit berkala setiap berapa minggu/bulan sekali?

ALR       :  Edisi perdana BESALEN terbit bulan Desember dan soft launching dua hari menjelang tutup tahun 2021, waktu itu dapat suport tempat di Gedung Bima Dinas Kebudayaan Yogyakarta. Kami rencanakan terbit setiap tiga bulan dan saat ini sudah proses untuk penerbitan edisi ke-2.

 

G            :  Adakah rentangan tangan dari pihak lain? Dalam bentuk apa?

ALR      :  Nah ini pertanyaan menarik. Organisasi kami ini (LKK), tidak punya kas! Pada waktu muncul ide buat majalah, tidak ada dana atau sponsor untuk membiayai. Entahlah…waktu itu kok wani yo dan sangking semangatnya sampai tidak terpikir tentang pendanaan. Singkat ceritanya kita sepakat untuk bantingan hehehe, dan hasil dari bantingan kita berempat, saya, Ki Pramono, Ki Adi dan Ki Risang, Alhamdulillah dapat digunakan untuk membayar desainer grafisnya, cetak majalah dan konsumsi untuk soft launching.

                   O ya sebelum proses membuat majalah, kita bikin acara tumpengan di ndalem Barak Ki Pramono Pinunggul, yaaa ritual selamatan untuk kelancaran saja dengan harapan niat baik ini dapat berjalan lancar. Emmmm hampir lupa…..saya ingin cerita hal yang sedikit spiritual hahahaha, pada waktu konsep majalah sudah jadi dan dummy majalah sudah siap untuk naik cetak, kami silahturahmi minta restu dan suport, sambutan pengantar untuk edisi perdana kepada kepala Dinas Kebudayaan Yogyakarta, lha kok malah ditawarin bantuan anggaran untuk penerbitan majalahnya edisi ke dua nya di tahun 2022….dan kita menjawabnya terimakasih. Semoga ada jodoh.

 

G            :  Mengapa memilih tosan aji sebagai pembacaannya dalam Besalen?

ALR       : Di Indonesia pernah ada majalah tentang tosan aji, namanya majalah Pamor dan majalah Keris. Kedua majalah ini pernah terbit dan masyhur kurang lebih 10 tahun yang lalu. Semua para pecinta tosan aji di Nusantara menyambut gembira karena bisa menambah pengetahuan dan menjadi media dokumentasi kekayaan budaya kita. Tapi sayangnya setelah kedua majalah tersebut tidak terbit lagi, masyarakat pecinta tosan aji kehilangan media literasi, untuk itu menjadi sangat tepat kalau kemudian kita…LKK bangkit dan menggeliat membuat majalah Besalen.

                   Kalau visinya, mencerdaskan anak bangsa melalui budaya tosan aji dengan mengenalkan, memelihara dan mengembangkan nilai-nilai kearifan lokalnya, hal ini seperti spirit UNESCO yang telah menganugerahi penghargaan Keris sebagai budaya takbenda Indonesia pada tahun 2005.

 

G             :  Apakah berangkat dari hobi, pasar, atau ada aspek lain?

ALR       :  Kita benar-benar murni membuat majalah BESALEN untuk kepentingan literasi. Ini adalah wujud konsistensi dari organisasi yang telah kita rintis sejak tahun 2006 (LKK), yaitu mengkaji dan menggali nilai-nilai luhur dari tosan aji yang sesungguhnya menjadi salah satu produk budaya bangsa Indonesia. Dan Besalen akan konsisten pada jalur edukasi!

 

G            :  Bagaimana kecenderungannya?

ALR       :  Yaa…seperti yang sudah saya sampaikan bahwa majalah Besalen konsentrasinya pada aspek literasi dan edukasi, tentu ini tidak mudah sebab kecenderungan masyarakat lebih senang melihat dari pada membaca he he he tapi kami selalu optimis dan akan konsisten memperjuangkan jalur literasi dan edukasi serta mengajak masyarakat untuk kembali gemar membaca, syukur bersedia menulis!

 

G            : Apa goalnya? Sasarannya?

ALR      :  Emmm goalnya ya mengajak lembaga kebudayaan, komunitas dan masyarakat kembali mencintai budaya tosan aji, nguri-uri budaya Adhi Luhung nenek moyang kita dengan kearifan lokalnya.

 

G            :  Bagaimana khasanah tosan aji di wilayah Yogyakarta? Indonesia?

ALR      :  Di Indonesia budaya tosan aji dari tahun ke tahun berkembang dengan sangat baik. Ini terbukti di seluruh wilayah Nusantara bermunculan komunitas atau paguyuban tosan aji. Bahkan di ISI Surakarta ada Prodi D4 Keris dan Senjata Tradisional, artinya budaya tosan aji sudah diterima oleh masyarakat luas, bahkan sudah menjadi industri kreatif. Khusus di Yogyakarta kita bangga punya empu Sungkowo sebagai generasi penerus dari empu Jeno. Kemudian komunitas atau paguyuban tosan ajinya juga semakin banyak, mereka mengadakan pameran, sarasehan dan ada yang bisnis juga.

 

G            : Apakah setiap daerah memiliki sejarah tosan aji?

ALR       : Wahhhh saya bukan ahli sejarah, tapi hampir di seluruh wilayah Nusantara memiliki budaya tosan aji, seperti Bangkinang Riau, Palembang, Lampung, Sambas, Kutai, Bugis, Luwu, bali, Lombok, Madura dan Jawa yang tersebar di wilayah Jawa bagian barat, tengah hingga timur…emmm mungkin masih banyak lagi, terutama daerah yang ada Kerjaan atau Kasultanan. Sehubungan dengan itu, dalam perkembangan sejarah tosan aji yang saya pahami bahwa di setiap daerah terdapat desa sebagai pusat berkumpulnya para empu yang melayani pesanan dari kerajaan dan masyarakat umum. Pada umumnya di setiap daerah penghasil tosan aji selalu menunjukan ciri tangguh dan dapur, termasuk jenis logam yang digunakan.

 

G            :  Bisa dijelaskan aspek estetika tosan aji nusantara sebagai karya seni, benda pusaka, ataupun yang lainnya?

ALR      :  Aspek estetika tosan aji ada pada segi eksoteri dan isoteri. Dari keduanya memiliki makna yang signifikan. Dari segi eksoteri pembacaannya berada pada keluwesan garap dapur dan garap ricikannya. Sedangkan dari segi Isoteri pembacaan pada aspek kedalamnya, yaitu melalui bahasa simboliknya (dapur dan ricikan) yang memiliki makna. Maka dalam pandangan saya membaca kualitas estetika sebilah tosan aji, kita harus memadukan kedua segi tersebut dan jangan pernah dipisahkan!

 

G            :  Bagaimana perkembangan tosan aji nusantara saat ini?

ALR      :  Perkembangan tosan aji di Nusantara bergerak semakin maju, untuk usaha bisnis sangat menjanjikan. Bahkan beberapa daerah di Nusantara bermunculan empu dengan Besalennya, dan mereka itu menguasai teknologi canggih serta kreatif dalam memproduksi keris kamardikan. Beberapa tahun lalu ada lomba kreasi keris kamardikan tingkat nasional. Sedangkan untuk literasi masih terbatas di media sosial ada juga yang mau menulis.

 

G            :  Secara garis besar pemetaannya seperti apa?

ALR      :  Lha kalau pemetaan bisnisnya sudah sampai internasional, tapi kalau untuk produksi tosan aji masih terbatas di Jawa, Madura, Bali dan Lombok..ini yang saya ketahui!

 

G            :  Bagaimana prospek tosan aji di masa datang?

ALR      :  Prospek industri kreatif dan ekonomi kreatif maju pesat dan menjanjikan. Transaksi penjualan tosan aji setiap hari ada dan lancar, dampaknya bermunculan para penjual tosan di banyak daerah, bisa transaksi offline (cod) maupun online. Lha setahu saya malah bisnis tosan aji sudah merambah luar negeri. Saya pernah melihat di event Perth Royal Show Australia anjungan Indonesia menampilkan materi tosan aji, dan mendapat apresiasi bahkan laris terbeli he he he.

 

G            :  Bagaimana prospek Besalen kedepan?

ALR      :  Tim majalah Besalen berharap masyarakat Indonesia mengapresiasinya dengan baik. Maka ke depannya, untuk legalitasnya kita sepakat bersinergi dengan Dinas Kebudayaan Yogyakarta agar bisa dibantu mendapatkan ISSN dan bantuan cetak serta distribusi ke seluruh daerah di Indonesia. Sehingga majalah Besalen bisa langgeng terus terbit setiap tiga bulan.

 

G            :  Selain majalah apa pengembangan Besalen di masa datang?

ALR      :  Yaaa cita-cita kita ingin mewujudkan semacam Akademi Besalen he he he doanya ya mas.


0 Komentar

    Kirim Komentar


    jogjastreamers

    JOGJAFAMILY

    JOGJAFAMILY

    JogjaFamily 100,9 FM


    SWARAGAMA 101.7 FM

    SWARAGAMA 101.7 FM

    Swaragama 101.7 FM


    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RetjoBuntung 99.4 FM


    JIZ 89,5 FM

    JIZ 89,5 FM

    Jiz 89,5 FM


    SOLORADIO 92,9 FM

    SOLORADIO 92,9 FM

    Soloradio 92,9 FM SOLO


    GCD 98,6 FM

    GCD 98,6 FM

    Radio GCD 98,6 FM


    Dapatkan Informasi Terpilih Di Sini