Seni & Budaya

Bursa dan Yogyakarta Berbagi Perspektif Tentang Situs Warisan Dunia UNESCO

Oleh : Wirawan Kuncorojati / Rabu, 25 Agustus 2021 10:30
Bursa dan Yogyakarta Berbagi Perspektif Tentang Situs Warisan Dunia UNESCO
Dok. Pemkot Yogyakarta

Gudeg.net - Kota Bursa di Turki dan Yogyakarta berbagi perspektif dalam FGD bertajuk "Situs Warisan Perspektif dari Bursa dan Yogyakarta", Selasa (24/8).

Kegiatan ini diselenggarakan untuk memberi gambaran mengenai filosofi dan upaya yang dilakukan kota Bursa untuk menjadi warisan duni UNESCO pada 2014. 

Selain itu, kegiatan ini juga diadakan untuk melihat potensi kota Yogyakarta, dalam upayanya untuk mengajukan diri sebagai kota warisan dunia UNESCO. 

Prof. Dr. Neslihan DostoÄŸlu, Dekan Fakultas Arsitektur Istanbul Kultur Universitesi sekaligus Manajer dari UNESCO World Heritage Site di Bursa menyampaikan, menjaga identitas kota menjadi salah satu hal yang perlu dipertahankan. 

Ia juga menyampaikan perumpamaan, bahwa sebuah kota tidak dapat bercerita terkait sejarah yang dijalaninya, namun sejarah tersebut tertulis di setiap sisi kota, seperti garis yang tertulis di tangan. 

Upaya pengajuan sebagai situs warisan dunia UNESCO, lanjutnya, tidak dapat hanya dilakukan di awal upaya mencapai titel tersebut, namun juga merupakan upaya berkelanjutan untuk memastikan bahwa identitas dan budaya kota tersebut tetap terjaga.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta Yetti Martanti, S.Sos., M.M., menyampaikan, sebagai bagian dari situs budaya, Kota Yogyakarta perlu melakukan persiapan untuk menjamin bahwa sumbu filosofi terjaga, dan tetap memperhatikan kenyamanan pengunjung. 

"Hal pertama yang dilakukan oleh Pemerintah Kota adalah mengembangkan pedestrian di pusat kota untuk menjamin kenyamanan wisatawan yang sedang melintas di area tersebut," kata Yetti, sebagaimana dikutip dalam keterangan pers yang diterima Gudegnet, Selasa.

Berikutnya, lanjut Yetti, Pemerintah Kota melakukan perencanaan transportasi yang terintegrasi, untuk menjamin bahwa lalu lintas tidak merusak situs budaya yang ada di area tersebut. 

Dalam pembahasan berikutnya, Kepala Dinas Kebudayaan DIY Dian Lakshmi Pratiwi, S.S., M.A, mengatakan, sumbu filosofi menjadi perwujudan nilai-nilai peradaban, sebagai filosofi kehidupan universal, mulai dari bagaimana manusia berasal dan bagaimana manusia kembali. 

Selain itu, sumbu filosofi juga sebagai nilai fundamental pembangunan peradaban, baik hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, hingga manusia dengan alam. 

Dengan dasar tersebut, lanjutnya, Kota Yogyakarta kemudian mengajukan situs sumbu filosofi yang terhubung dari Panggung Krapyak di selatan, kompleks Kraton di tengah, hingga Tugu di utara sebagai salah satu situs warisan budaya UNESCO.

Diah Lakshmi menekankan, upaya ini bukanlah semata-mata untuk prestige, namun lebih sebagai upaya untuk melestarikan adab dan menyejahterakan manusia yang tinggal di kawasan Yogyakarta. 

FGD ini juga dihadiri peserta dari berbagai latar belakang, mulai dari perangkat pemerintah, pegiat budaya, pengusaha hotel dan restoran, mahasiswa, hingga media massa.

Kegiatan ini diharap mampu memberikan masukan serta gambaran strategi yang lebih komprehensif, guna mendapat status warisan dunia UNESCO bagi situs sumbu filosofi, dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar situs budaya tersebut. 

 


0 Komentar

    Kirim Komentar


    jogjastreamers

    JOGJAFAMILY

    JOGJAFAMILY

    JogjaFamily 100,9 FM


    SWARAGAMA 101.7 FM

    SWARAGAMA 101.7 FM

    Swaragama 101.7 FM


    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RetjoBuntung 99.4 FM


    SOLORADIO 92,9 FM

    SOLORADIO 92,9 FM

    Soloradio 92,9 FM SOLO


    UNIMMA FM 87,60

    UNIMMA FM 87,60

    Radio Unimma 87,60 FM


    JIZ 89,5 FM

    JIZ 89,5 FM

    Jiz 89,5 FM


    Dapatkan Informasi Terpilih Di Sini