Gudeg.net—Salah satu special project yang dapat kita saksikan dalam perhelatan seni Yogya Annual Art (YAA) #6 ‘Transboundaries’ di Sangkring Art Space (SAS) merupakan rangkaian karya seniman pematung Nyoman Nuarta dengan tajuk ‘Road to Beijing’.
Pameran 10 karya Nyoman yang dipersembahkan oleh Linda Gallery ini merupakan bagian dari tur karyanya, yang akan berakhir di Beijing, China, tahun 2022.
“Dia ingin lebih dulu mengenalkan karyanya ke publik lebih luas (di Indonesia). Bukan langsung ke Beijing. Suatu ide yang bagus, sih, ya. Seniman sekelas Pak Nyoman mau membagi untuk dinikmati karya-karyanya,” ujar Putu Sutawijaya, seniman sekaligus pemilik Sangkring Art Space saat berbincang dengan Gudegnet pekan lalu.
Sepuluh karya seni yang rumit dan halus ini mewakili masa Nyoman Nuarta menghasilkan karya seni dari 19 tahun terakhir.
Bahkan di masa sulit ini, Nyoman Nuarta terus menghasilkan karya seni yang indah, berjuang untuk mewujudkan dan memenuhi visi seninya.
“Pameran ‘Road to Beijing’ merupakan sebuah upaya yang dilakukan untuk tetap menghidupkan semangat berkarya. Tidak hanya untuk diri saya sendiri, tetapi juga untuk semua pelaku seni,” ujar Nyoman Nuarta dalam video pernyataannya mengenai ‘Road to Beijing’.
Menurutnya, dalam situasi sulit dan penuh keterbatasan, seni memiliki peran besar melahirkan perenungan-perenungan positif sekaligus kritis dalam upaya menemukan solusi dalam masalah kemanusiaan.
“Seni adalah manifestasi dari pemikiran dan semangat manusia secara individu maupun kolektif,” ujarnya lagi.
Patung ‘Musa’ (2020) merupakan respon Nyoman Nuarta terhadap kondisi saat ini. Masa sulit dengan harapan keajaiban yang akan menyelamatkan umat manusia.
Bersama dengan ‘Ratu Menari’ (2002), ‘Tari Kemenangan’ (2005) dan ‘Gelora III’ (2017), harapan dan optimisme menjadi kunci dalam mengeksplorasi karya-karya Nyoman Nuarta di Yogyakarta.
‘Road to Beijing’ karya Nyoman Nuarta tidak hanya memamerkan karya-karya yang menjadi signature sang maestro seperti ‘Borobudur III’ (2016) dan ‘Rush Hour V’ (2020), penekanan pada simbol dalam karya seperti ‘Sleepy Leopard I ( 2009) dan II’ (2010), ‘Lingkaran Kehidupan’ (2019), dan ‘Legenda Kuda’ (2020) juga memperkaya pemahaman tentang fleksibilitas visi Nyoman Nuarta.
Rentetan karya ‘Road to Beijing’ karya Nyoman Nuarta adalah sebuah acara yang merupakan harapan sekaligus perwujudan dari pernyataan optimis seorang seniman yang didedikasikan untuk kemanusiaan.
Kirim Komentar