Gudeg.net - Eko Priyo Purnomo S.IP. M.Si., M.Res., Ph.D dan Prof. Dr. Achmad Nurmandi M.Sc., Peneliti Jusuf Kalla School Government (JKSG) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dan E-Governance and Sustainability Institute (ESI) Thailand menciptakan aplikasi JogjaLoop. Aplikasi ini mempermudah pengguna dalam menggunakan jasa transportasi yang ada di Yogyakarta.
JogjaLoop merupakan sistem informasi transportasi umum terpadu berbasis Android dan IOS. “Dengan penggunaan aplikasi JogjaLoop ini, pengguna bisa mengetahui titik di mana pergerakan moda transportasi yaitu bus dan halte yang ada di kota Yogyakarta,” kata Eko, sebagaimana dikutip laman umy.ac.id, Sabtu (28/8).
Ia menambahkan, kebutuhan transportasi umum tersebut harus didukung oleh aplikasi, agar pengguna bisa lebih mudah mencari transportasi yang paling tepat untuk mereka. Proyek ini juga bertujuan menerbitkan dua jurnal internasional serta membuat prototipe model transportasi perkotaan cerdas yang inklusif.
Lebih lanjut dijelaskan, Yogyakarta sebagai kota wisata dan kota pelajar merupakan salah satu kota yang memiliki mobilitas harian yang tinggi. Karena itu, dibutuhkan tata wilayah perkotaan dengan baik dan benar, di mana salah satu unit terpentingnya adalah transportasi, baik untuk menunjang kegiatan wisata, berangkat kerja, maupun keseharian lainnya.
Kota Khon Kaen di Thailand dan Barcelona di Spanyol disebut menjadi rujukan dan perbandingan dalam penelitian pengembangan aplikasi JogjaLoop. Alasannya, dua kota tersebut merupakan contoh kota yang saat ini terus berusaha mengembangkan diri sebagai sebuah kota pintar terkait dengan inklusivitas. "Namun khusus dalam penelitian ini, menggunakan dua kota yaitu Khon Kaen dan Yogyakarta sebagai objeknya," katanya.
Sementara itu, Nurmandi menyampaikan, orang yang tinggal di kota bisa menjadi manusia yang lebih kompleks jika mereka belajar hidup dengan orang asing, menghadapi keragaman, masuk ke dalam pengalaman dan minat hidup yang tidak dikenal.
Wakil Rektor UMY Bidang Kerja sama dan Internasional tersebut menambahkan, Yogyakarta dan Khon Kaen adalah kota besar yang mempunyai beberapa masalah perkotaan terkait inklusivitas, seperti kemacetan dan tidak tersedianya transportasi perkotaan yang inklusif.
"Padahal, konsep atau ide kota inklusif ini dapat mengurangi kemiskinan, mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kohesi internal kota," katanya.
Kirim Komentar