Gudeg.net- Sekitar 25 karya lukis terpajang pada pameran seni rupa bertajuk Sukrosono di galeri pamer Bentara Budaya Yogyakarta, Rabu (29/9).
Pameran seni rupa karya perupa Susilo Budi Purwanto ini merupakan bagian dari Festival Anak Bajang yang digelar di Omah Petroek, Pakem, Sleman, Senin (27/9).
“Pameran ini merupakan respon dari buku karya Romo Sindhunata yang berjudul ‘Anak Bajang Mengayun Bulan’ yang kemarin di luncurkan di Omah Petruk,” ujar Perupa, Susilo Budi Purwanto dalam tulisannya pada katalog pameran Sukrosono.
Pameran ini adalah pameran tunggal pertama yang dilakukan oleh Susilo dan menjadi sesuatu yang istimewa karena diminta langsung oleh Romo Sindhunata.
Susilo menjelaskan, ini merupakan momen untuk dapat mewujudkan pameran, terlebih mendampingi salah satu karya dari orang besar seperti Romo Sindhunata.
“Ketika Romo Sindhu (panggilan akrab Romo Sindhunata) menawari saya membuat karya seni rupa dari bukunya, saya langsung setuju. Ini langka dan monumental bagi saya,” jelasnya.
Dalam tulisannya, Susilo juga mengungkapkan alasan mengapa pameran tunggal pertamanya ini bertajuk Sukrosono. Menurutnya, Sukrosono adalah tokoh utama dari buku Anak Bajang Mengayun Bulan, berwujud raksasa kecil, berhati baik namun hidupnya disia-siakan.
Sukrosono memiliki saudara, Sumantri, yang berpenampilan berlawanan dengan Sukrosono, ia tampan dan berfisik sempurna.
“Dinamika keduanyalah yang saya angkat, di mana hubungan sifat baik-buruk itu saling silang sedemikian rupa sehingga tercipta perenungan,” ungkapnya.
Pria kelahiran Magelang, 26 Juli 1966 ini memajang karya dalam dua bentuk, yaitu lukisan dan sketsa. Untuk menghasilkan dua bentuk karya seni rupa tersebut Susilo mengggunakan tiga cara.
Pertama, mengambil bagian menarik dan terpenting dari buku tersebut kemudian dituang dalam gagasan dan rancangan lukisan. Kedua, memvisualkan apa yang ada di dalam teks buku dan ketiga adalah memvisualkan kata-kata yang bersifat puitis serta simbolis.
“Tetapi apapun cara yang saya pakai, tetap saya konfigurasikan ke dalam bahasa dan gaya seni rupa yang khas saya, sehingga bentuk visualisasinya menjadi lebih personal,” tutur pria yang pernah mengenyam pendidikan di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta itu.
Ia berharap, pameran ini dapat memberikan nilai rekreasi sehingga dapat menggugah siapapun yang menikmatinya.
“Pameran adalah aktivitas untuk berbagi, baik secara visual maupun gagasan dan semoga pameran tunggal saya dapat memberikan perenungan tentang baik buruk seperti Sukrosono dan Sumantri, tokoh dalam lukisan saya,” harapnya.
Pameran Sukrosono akan berlangsung hingga hingga 7 Oktober 2021 di BBY, dengan jam buka pameran dua shift, yaitu pukul 09.00 WIB-12.00 WIB dan pukul 13.00 WIB-16.00 WIB. Bagi pengunjung juga diminta untuk tetap menerapkan protokol kesehatan.
Kirim Komentar