Gudeg.net- Seniman Timbul Raharjo menggelar pameran tunggal yang bertajuk My Myself & I #4 di Candi Tirto Raharjo, Kasongan, Kabupaten Bantul yang berlangsung mulai tanggal 8-13 November 2021.
Pada pameran kali ini Timbul Raharjo memamerkan sekitar 50 karya seni yang terdiri dari lukisan dan patung.
“Ini merupakan pameran ke 4 saya dengan tema Me Myself & I dan kali ini saya beri judul “Ketiadaan Ide” sebagai sumber ide penciptaan gambar dan arca,” ujar Timbul saat dihubungi Gudegnet, Rabu (10/11).
Judul pameran Timbul kali ini memang terasa ganjil namun menurutnya, semua itu dapat dijelaskan secara gamblang ketika pengunjung datang ke lokasi pameran.
Baginya, setiap seniman memiliki hambatan dan kesulitan dalam penciptaan karya rupa namun hal itu dianggap sebagai dinamika dalam kehidupan berseni rupa.
“Ini adalah wacana yang memang agak menggelitik, tapi orang justru akan memberi perhatian lebih. Kata lain pameran ini bersumber inspirasi ketiadaan ide yang bahkan menjadi ide itu sendiri," tuturnya.
Pameran sekuel keempat ini, Timbul tetap menampilkan karya seni dua dan tiga dimensi yang memiliki konsep berbeda.
Sama seperti pameran sebelumnya, kali ini ia tetap berfokus pada karya seni patung berbahan paduan antara kayu, aluminium dan stainless steel, engan bentuk manusia dan hewan. Sedangkan untuk lukisan, ia menonjolkan bentuk sederhana yang sesuai dengan kepribadiannya.
Peletakan karya seni terutama patung terbilang cukup unik karena diletakkan menyebar dan hampir memenuhi seluruh sisi dari Candi Tirto Raharjo.
“Ini semua merupakan ide liar yang sesuai dengan hati nurani dan kesesuaian dalam tindakan. Berkarya adalah keinginan dan kegelisahan diri,” ungkap pria kelahiran Bantul tahun 1969 tersebut.
Setelah melihat pameran ini, Timbul berharap, pengunjung dapat merasakan kesimbangan dalam hidup dan membawa pulang kesan serta pengalaman artistik.
“Teori yang saya pakai adalah teori positif dan negatif, keduanya memiliki kedalaman yang sama. Sama halnya seperti bagus dan kurang bagus, jadi semuanya harus seimbang,” harap Dekan Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta itu.
Kirim Komentar